LAYANAN SUPRANATURAL SONGGO BUWONO

__________________________________________________________
Bagi anda yang mempunyai permasalah pribadi /keluarga, Kami siap membantu kesulitan yang anda hadapi.
Sukses dalam Bussiness, Karier / Jabatan, Pangkat, Pengasihan Tingkat Tinggi, Enteng Jodoh, Rejeki, Ruwatan, Bedah Aura Diri/ Anak, Kewibawaan, Gangguan Ghaib. Dll.
Hot Line Service: 081227272345 - 08125999929

Email: bunda_lia_herminputri@yahoo.co.id
songgo_buwono@yahoo.co.id
__________________________________________________________

PRESS RELEASE

________________________________

10 July 2009

Pemimpin Ideal Nusantara


Salam sejahtera bagi kita semua dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT telah terlaksana Pemilu yang aman dan Elegan. Dengan kemenangan pasangan SBY dan Budiono 2009 – 2014. semoga Presiden SBY dan Budiono dapat mengemban tugas sebagai pemimpin dan menjadi amanah rakyat Indonesia karena rakyat tidak untuk main-main. LANJUTKAN ! Semoga atas terpilihnya kembali SBY dan Budiono seluruh rakyat Indonesia bisa makmur dan sejahtera sesuai kinerja serta Visi Misi yang telah disampaikan, bukan hanya mimpi dan sekedar janji yang kami dapat tapi kami butuh BUKTI.
Waktu mengalir setiap saat, bahkan setiap detik.
Keadaan zaman berubah seiring dengan perubahan waktu.
Segalanya berubah, tanpa bisa dibendung. Keadaan keindahan alam sudah bergeser. Ungkapan lama tentang kemakmuran dari sebuah negara pada zaman dahulu, saat ini jangan hanya merupakan suatu cerita belaka.
Gambaran tentang negara yang “Tata titi tentrem, kerta raharja, loh jinawi” sangat jauh dari kenyataan kehidupan saat ini.
Damai dan sejahtera sangat jauh dari benak kita, hanya ada di angan-angan kita. Yang kita hadapi sekarang adalah sebuah kenyataan, alam dan kehidupan yang kejam yang mengintai diri kita setiap saat. Dan kita harus waspada dengan keadaan alam sekitar kita yang mana akan terjadi dengan berbagai bencana terutama kecelakaan udara laut dan darat.
Rakyat harus kita ajak bangkit. Apa arti MERDEKA dari penjajahan bangsa asing secara fisik, tapi belum terbebas dari penjajahan secara ekonomi.
Dan sekarang sedang memasuki fase penjajahan dan pembodohan oleh bangsa sendiri yang disebut pejabat/aparat (mungkin lebih tepat kalau disebut PENJAHAT DAN KEPARAT), apa kita masih bisa bilang MERDEKA bila negara kini memeras rakyat dengan berbagai macam pajak dan pungutan yang tidak jelas buat apa uangnya? Apakah rakyat menikmatinya bila kemiskinan dan kebodohan masih berserakan dimana-mana. Masih pantaskah kita merasa merdeka bila masih terjajah oleh bangsa sendiri, masih pantaskah kita disebut bangsa apabila sesama anak negeri saling tusuk karena suku, ras, agama. Apakah ini yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Mari kita pada hati nurani kita, sudahkah kita MERDEKA?
Sebuah negara, tidak syah jika beberapa unsurnya tidak terpenuhi, yaitu harus memiliki Wilayah, Rakyat dan Tata Aturan yang mengatur kehidupan masyarakatnya.
Rakyat dan Wilayah merupakan hal yang terpenting dalam terbentuknya sebuah negara. Kedua unsur negara ini tidak dapat dipisahkan. Pengelolaan wilayah dan tata aturan hubungan kemasyarakatan, tidak lepas dengan kemakmuran negara dan kebebasan individu. Tata aturan yang dibuat harus disepakati oleh seluruh lapisan masyarakat yang berada dalam wilayah sebuah negara, hal ini yang disebut hukum positif. Dalam skala kecil sebuah negara, katakanlah sebuah Desa, setiap anggota masyarakat harus memiliki sikap “golong-gilig, ajur-ajer” sehingga akan mengkoloid menjadi sebuah sikap yang “labuh-labet”.
Sikap-sikap seperti ini harus dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa kecuali.
Baik rakyat maupun pamong (pimpinan) sekalipun.
Sikap-sikap tersebut dibutuhkan untuk dapat diciptakan suatu kondisi lingkungan yang aman dan makmur.
Tidak akan terjadi gangguan dan gejolak yang disebabkan gesekan-gesekan diantara warga masyarakat maupun pihak luar.
Kondisi yang stabil semacam ini bisa tercapai jika ada sebuah pimpinan yang diakui oleh seluruh lapisan masyarakat. Presiden terpilih SBY – Budiono telah dipercaya Rakyat untuk meneruskan kepemimpinannya 2009-20014 harus mampu mewujutkan impian rakyat. Hidupkan kembali Dasar Pancasila dan UUD 45 Negara ini. Pilih dengan teliti yang menjadi Menteri- menteri dan akrablah dengan rakyat ingat akan kultur Budaya sendiri dan jangan lupa pada Moyang sendiri jangan meninggalkan Tradisi Bangsa sendiri.
Pemimpin yang lahir dari rakyat dan berpihak kepada rakyat jelata. Nenek moyang kita sejak lama sudah memiliki konsep kepemimpinan, yang dituangkan dalam bentuk dan simbol-simbol alam, yaitu konsep Astha Brata. Dimana konsep tersebut mengisyaratkan bagaimana seharusnya sikap seorang pemimpin yang ideal. Harus memiliki sifat-sifat yang digambarkan dengan simbol-simbol alam. Kita harus mencari seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin, melalui doa dan petunjuk.
Karena Indonesia benar-benar membutuhkan pemimpin.
Yang mana kita jangan sampai salah pilih.
Manusia yang seutuhnya adalah manusia yang selalu dalam CONCIOUSNESS – KESADARAN SUKMO – JIWA, sehingga hidupnya selalu dalam bimbingan dan tuntunan.
Hidup yang demikian adalah hidup yang membiarkan SUKMO-JIWA menjadi NAKHODA TUBUH FISIK.
Dimana otak kanan menerangi otak kiri, bukan sebaliknya.
Inilah yang disebut keseimbangan sejati.
Melalui cara hidup demikian, jaminan keselamatan pasti ditangan.
Manusia satrio sejati seperti inilah yang dipilih untuk jadi pemimpin dan pejabat-pejabat negara yang akan mampu membawa Nusantara jadi Oboring Jagad.
Kondisi negara kita saat ini sangatlah terpuruk.
Upaya-upaya perbaikan hanyalah celotehan para politikus belaka. Realisasinya hanyalah merupakan dongeng pengantar tidur saja. Janji-janji para pemimpin (legislatif dan eksekutif) tidak pernah terwujud seutuhnya. Lalu rakyat yang mana yang dibela?
Saya teringat tembang pasemon berupa tembang pocung :

Bapak pocung
Cangkem mu madhep mandhuwur
Sabamu ing sendhang
Pencokanmu ing lambung kèring
Ulap-ulap si pocung mutahku aya

Kita mudah menebak apa yang dimaksud oleh tembang pocung tadi, yaitu sebuah klenthing atau jun, yang digunakan untuk mengambil air oleh masyarakat kita pada zaman dahulu.
Namun makna yang tersirat dari tembang pocung itu masih sulit untuk ditangkap. Itulah gambaran para politikus kita saat ini. Saya teringat kembali pada ungkapan lama yang tertulis pada kitab kuno “Niti Sruti” yang bunyinya :
“Jun iku yên lokak kocak
Bisané mênêng lan antêng, yèn kêbak”

Ungkapan pada bait pertama inilah yang harus kita kikis, jangan sampai para politikus berperilaku seperti ungkapan tersebut. Tetapi hendaknya mengikuti apa yang diisyaratkan seperti pada bait kedua. Jika tidak mampu memenuhi sikap-sikap seperti bait kedua, maka akan timbul ekses yang sangat menghancurkan, yaitu malah akan memiliki watak yang “Adigang adigung adiguna adimumpung”. Adigang adalah Wigang, disimbolkan sebagai “KIDANG” atau kijang, seekor binatang yang sangat molek, lincah, gesit dan memikat hati, namun pandai mengelabui, seolah-olah jinak. Adigung adalah Wigung, disimbolkan sebagai binatang “GAJAH”, seekor binatang yang sangat besar dan kuat. Namun dengan kekuatannya yang besar kadang-kadang menginjak-injak dan menindas yang lemah. Adiguna adalah kepandaian, kecerdasan. Namun berkonotasi negatif.
Bisa diartikan sebagai kelicikan, karena kepandaian yang dimiliki selalu digunakan untuk membodohi orang lain, sehingga akan muncul sifat yang sewenang-wenang. Adimumpung, dapat diartikan mumpung menjadi orang penting sehingga sewenang-wenang dan menghalalkan segala cara.
Kita tidak pernah berharap mempunyai pemimpin yang memiliki sifat seperti ini.
Kemerdekaan individu, dibatasi oleh kemerdekan individu lainnya. Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Setiap orang memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Sehingga hak-hak individu harus saling dihormati.
Dan yang jelas kita harus mempertahankan keutuhan NKRI apapun resikonya, kami percayakan Nusantara tetap Jaya dengan dasar Pancasila dan UUD 45. kalau benar-benar kita laksanakan dengan murni dan konsekuen niscaya tidak ada bangsa kita yang durhaka terhadap bangsa dan mengingat nenek moyang kita. Mungkin keadaan yang carut marut saat ini adalah bagian dari cobaan dari Yang Maha Kuasa. Mungkin kita lupa bersyukur dan lupa berterima kasih kepada alam dimana kita tinggal. Bumi yang sudah menghidupi kita, alam yang telah menyediakan segalanya untuk keperluan hidup kita. Sedekah Bumi, Ruwat Bumi Pertiwi. Disini letak kunci negara republik indonesia yang kita cintai pasti sekali merdeka tetap merdeka.
Hayu hayu hayu... Niskala.
Kami sangat ingin dan sangat gandrung kemerdekaan lahir batin, semoga terwujud cita-cita bangsa indonesia dan mendapatkan pemimpin yang benar-benar sesuai dengan harapan nusantara. Terbasuhnya kala bumi dan kita tajamkan budi pekerti kita, pemimpin dan rakyatnya. Kita do’akan bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Budiono agar dapat Meneruskan memimpin Rakyat Indonesia dengan adil dan bijaksana. Merdeka !!!

No comments: