LAYANAN SUPRANATURAL SONGGO BUWONO

__________________________________________________________
Bagi anda yang mempunyai permasalah pribadi /keluarga, Kami siap membantu kesulitan yang anda hadapi.
Sukses dalam Bussiness, Karier / Jabatan, Pangkat, Pengasihan Tingkat Tinggi, Enteng Jodoh, Rejeki, Ruwatan, Bedah Aura Diri/ Anak, Kewibawaan, Gangguan Ghaib. Dll.
Hot Line Service: 081227272345 - 08125999929

Email: bunda_lia_herminputri@yahoo.co.id
songgo_buwono@yahoo.co.id
__________________________________________________________

PRESS RELEASE

________________________________

17 August 2007

Sosok Wanita Pengemban Amanat Kanjeng Ratu Kidul

Press Release
Hasil Wawancara dengan Bunda Lia Hermin Putri
Sanggar Supranatural Songgo Buwono

Menyikapi bencana dan bencana terakhir ini seolah alam ini sudah murka dan menunjukkan keangkuhannya sehingga seperti ingin mempermalukan kita.
Meledek kesombongan dan keangkara-murkaan kita, dari gempa, tanah longsor, punting beliung, tsunami, dan pagebluk. Dengan tingkat kehancuran fisik/materi dan korban manusia dalam jumlah yang sungguh luar biasa.
Padahal Bunda Lia Hermin Putri (37 Thn) telah mengingatkan tengara/sasmita bencana yang bakal terjadi pada kita semua melalui media cetak maupun elektronik. Sementara kita malah terseret dalam silang pendapat dan berebut ketenaran tentang siapa yang telah peduli pada krisis bencana yang melanda di Negeri tercinta Indonesia. Sementara Bunda Lia bersama ratusan anggotanya dengan diam-diam tanpa pamrih popularitas menghadang segala resiko bahaya, saat Merapi akan meletus Bunda Lia bersama anggota intinya langsung mendaki Gunung Merapi yang mana tidak jadi meletus, issue tsunami di laut selatan, Bunda Lia bersama beberapa anggotanya menjalankan ritual kungkum dari jam.21.00 sampai beduk Subuh selama 7 malam diiringgi labuh sesaji akhirnya berhasil juga, tsunami tidak terjadi di Parangtritis dan Yogyakarta-pun terlepas dari tsunami dan penduduk sekitarnya bisa tenang. Mari kita ajak Bunda Lia berkomentar sedikit tentang Pemimpin Bangsa dan Negara.

Tanya ; Selamat siang Bunda Lia sebutan apa yang pantas untuk Bunda karena Spiritual iya, Budayawan iya, Tata Negara iya mengerti, setiap Ramalan tepat apa yang pantas dan cocok, kami sebutkan?

Jawab ; Sebutan, Nama dan Profesi atau ketenaran apalah artinya mas buat saya, saya lebih senang dengan sebutan Rakyat biasa, karena saya lahir dari kalangan petani miskin dari lereng Gunung Lawu. Kelebihan yang saya miliki mungkin karena kebetulan saja dan tidak dapat untuk kita buat untuk sembarangan karena ini adalah amanat yang harus kita pegang erat dan mesti kita gunakan untuk Rakyat dan Masyarakat yang membutuhkan. Karena Amanat yang saya terima mesti kita jaga agar tidak untuk sembrono, angkara murka, sombong-sombongan, dan menjual ilmu kita dengan nilai Rupiah. Kita mesti benar-benar harus Jujur, Sabar, Ikhlas melakukan apa saja yang kita terima. Kita mesti mengingat Nyawa adalah Pinjaman, Harta titipan dan Drajat Cuma Sampiran, semua adalah milik Yang Maha Kuasa. Jadi kita mesti menjaga dan menerima ing pandum( menerima pemberian YME )

Tanya ; Bunda seorang Supranatural suka menolong yang lemah, tidak sombong seorang wanita yang cantik, hidup sendiri dengan 3 anak, tegar menghadapi tantangan dan fitnah apakah ini semua Bunda lakukan juga karena amanat atau mungkin ada salah satu ilmu bunda yang mengharuskan bunda demikian, apa tidak ada niat untuk berkeluarga lagi?

Jawab ; Sanjungan anda berlebihan buat saya mas, saya wanita biasa dan seperti wanita yang lain untuk tetap tegar mendidik anak dan ratusan anggota dalam kesendirian, inipun salah satu amanat Tuhan yang wajib saya laksanakan, ilmu kita tidak ada yang bertentangan dengan norma Agama jadi tidak ada ajaran kami yang demikian, masalah berumah tangga lagi saya masih belum yakin karena tidak semua orang menyukai pekerjaan saya yang sudah mengakar dan mendarah daging ditubuh ini dan sayapun mesti siap pergi membantu sesama kedaerah-daerah untuk Bakti Sosial berhari-hari.

Tanya ; Bunda bagaimana menurut Bunda Lia dengan Peringatan HUT 62 adakah komentar Bunda Lia ? Siapakah yang pantas menurut Bunda Pemimpin kita yang duduk di RI I nanti?

Jawab ; Tentunya kalau HUT RI kita menyebut MERDEKA ! Tolong kita merenung sejenak dan pakai nalar dan pikiran yang jernih, MERDEKA dari Bangsa Asing secara fisik tetapi kita sudah merdeka apa belum dari Bangsa sendiri? Kita ini belum Merdeka mas terutama penjajahan ekonomi yang sekarang ini memasuki fase penjajahan dan kebodohan Bangsa sendiri yang disebut Pejabat/ Aparat yang tidak jujur (yang pantas disebut Penjahat) apakah kita masih bisa bilang MERDEKA ? Rakyat kecil masih diperas dengan berbagai macam pajak dan pungutan yang tidak jelas buat apa uangnya dan lari kemana? Apakah Rakyat tidak menjeri? Apakah Rakyat tidak menangis ? Apabila Kemiskinan, Pengangguran dan Kebodohan masih ada dimana-mana dan Derita masih dirasakan Rakyat apalah arti Kemerdekaan ini? Pantaskah kita merasa MERDEKA sedang yang menjajah Bangsa sendiri? Masih pantaskah kita mengatakan MERDEKA, sementara anak Bangsa saling bermusuhan, saling membunuh antar Suku, Ras, Agama dan Golongan lebih-lebih sekarang timbul puluhan partai apakah ini mendidik? Justru akan merusak jati diri Bangsa dan anak Bangsa. Apakah Nenek Moyang kita mengajari tata krama yang demikian brutal tanpa memiliki Naluri Budaya Adi Luhung? Mari kita Tanya pada hati Nurani kita semua! Sudahkan kita MERDEKA? Kemedekaan sekarang ini yang pantas disebutkan kemerdekaan untuk siapa?
Masalah pemimpin Bangsa nantinya yang cocok adalah orang baru dan jujur dapat mengangkat Bangsa dan Rakyat dari keterpurukan dan kemiskinan jati diri, dan yang jelas bukan Pembunuh orang yang tidak berdosa.
Kita harus dapat mempertahankan NKRI apapun resiko yang harus kita hadapi, kita percaya Indonesia tetap Jaya, asal Dasar Negara Pancasila jangan sampai hilang dan harus di pakai, dan UUD 45 pun mesti di pakai.
Kalau kita laksanakan bersama dengan murni dan konsekwen, niscaya Bangsa kita tidak durhaka terhadap Negara. Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 62 sekali Merdeka tetap Merdeka. Hayu-hayu-hayu Niskala. Mari kita pertahankan NKRI.

16 August 2007

KUNCI UNTUK MEMBANGKITKAN BANGSA dan MENCEGAH BENCANA

Press Release
Wawancara dengan Bunda Lia Hermin Putri
Sanggar Supranatural Songgo Buwono


Baik rakyat kecil hingga kalangan menengah keatas sampai pejabat tinggi siapa yang tidak kenal dengan Bunda Lia Pimpinan Sanggar Supranatural Songgo Buwono Parang Kusumo Yogyakarta ?
Bunda Lia prihatin atas kondisi Bangsa Indonesia saat ini, kita coba berbincang sejenak dengan Bunda Lia Hermin Putri, agar Bangsa Indonesia dapat menumbuhkan kesadaran kolektif seluruh elemen Bangsa agar bangkit dari keterpurukan, lepas dari bayang-bayang perpecahan dan bebas dari rasa takut akan datangnya bencana yang tanpa kita sadari datangnya.


Tanya ; Bagaimana menurut kaca mata batin Bunda Lia tentang kondisi Bangsa Indonesia saat ini?
Bunda ; Semua adalah kesalahan sendiri , karena manusia tidak melihat musimnya. Bila kita melihat dengan pandangan dengan mata batin, sungguh aneh ulah manusia, yang jujur, yang dusta hatinya, dapat kita lihat dari satu firasat dari namik. Namun tidak setiap orang mampu, kecuali yang terbuka hatinya untuk dunia ghaib.
Paham terhadap rasa, serta ingat akan safi’i dimasa lalu, tetapi lebih rumit ceritanya dan tidak dapat dinalar dengan akal manusia, budi pekertinya telah tampak pada jaman lain.
Sekarang banyak orang memahami bahasa dan kehidupan bangsa lain, hingga tidak memahami dan menguasai bahasa sendiri adat ketimuranpun hampir punah karena pengaruh bangsa lain. Sampai-sampai watak manusia ketika mendapat kedudukan atau tidak selalu kurang puas akhirnya timbul sifat angkara murka dan menghalalkan cara untuk kepentingan pribadi sesaat.

Tanya ; Bunda sebagai tokoh budaya dan spiritual lalu bagaimana tentang kebudayaan kita menurut Bunda?
Bunda ; Kebudayaan adalah inti dan kunci sebagai akar Bangsa yang harus kita ambil agar dapat menambah budi pekerti yang kuat, Adat dan Budaya yang mesti kita junjung tinggi, kita banggakan dan harus kita lestarikan. Dari berbagai latar belakang Budaya yang sifatnya lokal kedaerahan, masing-masing tampil dengan segala pernak-pernik keindahan dan keanggunannya. Suatu pemandangan yang selama empat decade nyaris mustahil kita jumpai. Tegakah kita melihat, membiarkan Adat dan Budaya kita tercambik-cambik oleh budaya luar? Mari kita renungkan, adat ketimuran kita hampir luntur dan punah karena pergaulan bebas, budaya luar, obat terlarang, minuman keras, film-film yang tidak mendidik malah meraja lela merasuki anak bangsa jadi kehilangan moral dan susila.

Tanya ; Apa komentar Bunda Lia tentang Bangsa dan Kerajaan di Tanah Jawa?
Bunda ; Kita harus bersatu bergandeng tangan membawa Bangsa Indonesia menuju ke Jati Diri dengan jalan menata Nurani kita yang telah bobrok oleh keserakahan dan sebagai penjilat! Mari kita pertimbangkan bersama demi kebaikan, atur rakyat dengan baik, yang mengolah bumi, yang dapat menjadikan tanda dan tengara ‘gemah ripah loh jinawi’ keutamaan laku dalam memimpin negeri atau bangsa harus tahu kewajibannya, kalau menjadi pemimpin ya harus memiliki 3 sifat yaitu; Hamengku Roso, Hamengku Rogo, Hamengku Cipto.
Hamengku Roso, kita mesti punya rasa cinta kasih kepada sesama dan tidak memiliki nafsu angkara, tidak memiliki sifat iri, tidak sombong dan jembar manah, legowo, berwibawa tutur katanya, Sabdo Pandhito Ratu, melakukan napak tilas moyang kita dan tidak melupakan tradisi budaya kita, apa bila seorang pemimpin memiliki Rasa itu akan membawa ke Hamengku Rogo yaitu memiliki harga diri juga daerah yang dipimpinya memiliki harga diri, setelah dua sikap pemimpin itu mereka miliki dengan sendirinya pemimpin itu memiliki Hamengku Cipto, dia akan menciptakan suasana harmonis dengan rakyat dan semua titah atau perintah tentu didengar dan dijalankan. Contohnya, semua jiwa sentana Mataram harus kembali pada jati dirinya sebagai ‘Orang Jawa’ harus mau hidup rukun dengan sesama, terutama dengan trah Mataram itu sendiri. Harus tau peran dan fungsinya sebagai ‘trahing kusumo-rembesing madu’ baik kebetulan dirinya sebagai pejabat atau raja atau mungkin rakyat biasa. Namun kita harus sadar, pendiri Mataram atau mungkin Majapahit yang telah hilang akan muncul karena segala sesuatunya Allah Hu Alam. Segala sesuatunya telah dipersiapkan untuk “Mataram Binangun atau Majapahit Bangun”. Bumi ini kemungkinan masih akan terus meneruskacau, penuh dengan pertentangan dan bencana. Ujian Bangsa Indonesia pun akan semakin berat kecuali Mataram Binangun atau Majapahit Bangkit terwujud sesuai keinginan Moyang kita. Sudah saatnya kita mengumpulkan tulang berserakan dan menyambung benang merah yang hamper putus.

Tanya ; Bunda Lia apa langkah awal yang harus kita tempuh melihat dan menyaksikan keadaan Bangsa Indonesia yang sedang dalam kondisi seperti ini?
Bunda ; Tata hati kita dan mulailah dengan Reformasi Nurani kembali pada Naluri Budaya Nenek-Moyang kita sadar akan Sangkan Paraning Dumadhi ( asal kita dari mana, mau apa dan mau kemana ) setelah bekal Nurani kita cukup dapat mengendalikan nafsu angkara murka, baru kita persiapkan untuk Agama, Beramal dan Ibadah.

Tanya ; Bunda siapa pemimpin yang cocok untuk Bangsa Indonesia yang akan dating?
Bunda ; Pemimpin Bangsa Indonesia nanti yang cocok adalah orang Baru dan Jujur bisa mengangkat Bangsa dan Rakyat dari keterpurukan yang jelas bukan Pembunuh!