LAYANAN SUPRANATURAL SONGGO BUWONO

__________________________________________________________
Bagi anda yang mempunyai permasalah pribadi /keluarga, Kami siap membantu kesulitan yang anda hadapi.
Sukses dalam Bussiness, Karier / Jabatan, Pangkat, Pengasihan Tingkat Tinggi, Enteng Jodoh, Rejeki, Ruwatan, Bedah Aura Diri/ Anak, Kewibawaan, Gangguan Ghaib. Dll.
Hot Line Service: 081227272345 - 08125999929

Email: bunda_lia_herminputri@yahoo.co.id
songgo_buwono@yahoo.co.id
__________________________________________________________

PRESS RELEASE

________________________________

23 December 2009

Mengubah Sejarah Kabupaten Bantul


Press Release
Jogjakarta, 17 Desember 2009
Bunda Lia Hermin Putri
Sanggar Supranatural Songgo Buwono

Mungkin sudah harus menjadi Sejarah kabupaten Bantul yang harus memilih pemimpin wanita dalam sejarahnya. Perempuan itu adalah agen perubahan. Konsep ini akan menjadi nyata ketika Kabupaten Bantul dipimpin seorang perempuan. Pasalnya, kondisi politik yang selalu didominasi lelaki itu, apa menjamin akan membuat perubahan dalam kehidupan bermasyarakat setelah H. Idham Samawi tidak menjabat lagi. Mungkin ada sedikit keraguan dihati masyarakat untuk memilih pemimpin baru yang akan duduk mengagantikan H. Idham samawi, yang intinya seperti Pak Idham atau tidak ya???? Lalu pembangunan dan budaya tradisi masih ada tidak ya nanti? Terus untuk kedepanya Bantul bagaimana ya nanti??? Kenapa tidak??? Kalau memang Hj. Ida Idham Samawi mampu mengapa mesti dipermasalahkan dengan bait “ Pemimpin Wanita itu Diharamkan” Siapa bilang??? Yang penting sekarang adalah memilih pemimpin itu dengan hati nurani dan rasa. Disinilah saatnya hati nurani kita harus bicara dan memilih agar kita tidak ragu ya ayo kita sama-sama berdoa bersama agar Allah SWT memberi petunjuk untuk memilih Pemimpin di Kabupaten Bantul ini. Apa “Masyarakat tidak bosan dengan kepimpinan seorang lelaki? Tidak salah rasanya kita sebagai masyarakat membuat perubahan sejarah untuk Kabupaten Bantul dipimpin seorang Bupati Perempuan. Untuk itu, perlu ada perubahan. Dan perubahan itu akan muncul kalau bupati dijabat oleh perempuan.”. Disini akan kami jelaskan lebih jelas agar tidak terjadi salah paham antara Pemimpin Perempuan dan Laki-laki. Islam datang sebagai “Rahmatan Lil ‘Alamin” yaitu agama yang menebarkan Rahmat bagi alam semesta. Salah satu dari bentuk rahmat itu adalah persamaan hak kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan. Tidak ada perbedaan ras, itnik, jenis kelamin dan kemampuan antara laki-laki dan perempuan, disisi Allah SWT , kecuali kadar kualitas dan kuantitas, ketakwaan mereka dan kemapuan merekalah yang harus kita cermati. Islam tidak pernah menjadikan perempuan berada di “Golongan dua atau nomer dua” dalam masyarakat dan laki-laki berada di “kelas utama” etnis sama-sama mempunyai potensi yang sama untuk menjadi 'abid' dan 'khalifah' (QS. Al-Nisa'4:124). Sebenarnya yang menjadi persoalan dalam kepemimpinan perempuan bukan layak atau tidak, sebab sejarah telah menjawabnya, tetapi lebih pada usaha membangun perspektif baru berdasarkan analisis jender. Disadari atau tidak, paradigma yang sudah terbina selama berabad-abad, sejak abad kedua hijriah sampai tahun 1980-an adalah paradigma yang kurang sensitif terhadap jender. Islam memberikan kebebasan yang begitu besar kepada perempuan, sehingga tidaklah mengherankan jika pada masa Rasulullah ditemukan sejumlah perempuan memiliki kemampuan dan prestasi yang membanggakan seperti yang diraih kaum laki-laki. Dalam tanggungan Al Quran, perempuan dengan leluasa memasuki semua sektor kehidupan masyarakat, terutama hukum, politik, ekonomi, dan berbagai sektor publik lainnya. Yang dimaksud dengan hak-hak politik adalah yang ditetapkan dan diakui oleh undang-undang berdasarkan keanggotaan sebagai warga negara. Biasanya ada korelasi antara hak hukum dan politik dengan masalah kewarganegaraan. Artinya hak politik itu hanya dimiliki oleh orang yang berada di wilayah hukum negara tertentu dan tidak berlaku untuk orang asing. Hak-hak politik selalu menyiratkan partisipasi individu dalam membangun opini publik, baik dalam pemilihan wakil-wakil mereka di DPR atau pencalonan diri mereka menjadi anggota perwakilan tersebut. Cakupan dari hak-hak politik itu adalah pengungkapan pendapat dalam memilih, mencalonkan diri sebagai anggota DPR, hak untuk diangkat sebagai pemimpin maupun dipilih sebagai presiden dan hal-hal lain yang berkorelasi dengan dimensi hukum dan politik Hak-hak politik dan hukum perempuan selama ini masih semu, artinya terus-menerus berada di bawah kekuasaan laki-laki dalam masyarakat Indonesia yang menganut faham patriarkhat. Kondisi ini tercipta karena kebanyakan masyarakat memandang perempuan lebih "hina" dan karenanya harus tunduk kepada laki-laki. Pandangan seperti itu sudah menjadi "hukum alam" yang sulit untuk diformat ulang. Perbincangan mengenai hak-hak politik dan hukum perempuan dalam tradisi Islam melahirkan dua aliran besar: pertama, aliran yang secara absolut mengingkari hak-hak hukum dan politik bagi perempuan. Mereka memahami hadis "tidak akan berjaya satu kaum yang menyerahkan urusan mereka kepada perempuan" lebih kepada tekstualnya, sehingga hukum yang muncul adalah sekedar hukum yang tertulis (law in book). Kedua, aliran yang berpendapat bahwa Islam mengakui adanya hak-hak hukum dan politik bagi perempuan. Mereka memahami dan menafsirkan hadis tersebut lebih kepada kontekstual dengan menggunakan pendekatan hermeneutika Kelompok ini menegaskan bahwa Islam menetapkan dan mengakui hak-hak hukum dan politik perempuan, termasuk hak menjadi pemimpin atau presiden. Ketika seseorang mencari rujukan pada teks-teks agama, sebenarnya ia melakukan interpretasi terhadap teks tersebut. Agama berada di dunia abstrak yang susah untuk diraba. Agama yang absolut berbeda dengan penafsiran yang relatif. Jadi harus ada usaha-usaha cermat dalam menafsirkan teks-teks agama agar senantiasa relevan dengan situasi masyarakat yang dinamis. Sebab utama mengapa hak-hak hukum dan politik perempuan selalu termarginalkan adalah penafsiran terhadap teks-teks agama yang tidak mengindahkan semangat moral Al Quran dan selalu mengedepankan bias-bias jender yang telanjur mengakar dalam sebagian besar masyarakat dunia, termasuk dunia Islam. Kaum Muslimin hendaknya tersentak dari igauwan panjang dan mulai menyadari bahwa Al Quran adalah teks yang harus dibaca secara kontekstual, yaitu dengan memahami konteks historis dan politis di mana Al Quran diturunkan.
Penafsiran terhadap teks-teks Al Quran yang bukan membicarakan jender dan jenis kelamin, sebenarnya tidak ada yang berhak mengklaim bahwa suatu interpretasi telah final dan abadi kecuali Al Quran. Oleh karena itu, setiap anak zaman memiliki hak untuk membuat penafsiran baru yang selaras dengan tuntutan zaman mereka. sekarang di mana kesadaran obyektivitas masyarakat, rasa keadilan dan kesadaran akan kesetaraan jender menjadi isu sentral, adalah tidak berlebihan untuk mengakomodir aspirasi perempuan dalam suatu interpretasi keagamaan. Wallahu a’lamu bishawab...

Muhammad bin Abdullah SAW mendefinisikan pemimpin sebagai pelayan bagi kaum yang dipimpinnya, sebagaimana sabda beliau. “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka” (H.R. Abu Na’im) Artinya, seorang pemimpin akan melakukan tugas pelayanan, yakni memenuhi segala kebutuhan kaumnya dan tidak berlaku semena-mena. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah tugas pelayanan. Maka pemimpin yang tidak memperhatikan nasib dan tidak melayani kebutuhan orang yang dipimpinnya, dianggap belum menjalankan tugas kepemimpinan
Bersama ini saya attach satu tulisan kajian fiqh tentang kepemimpinan
wanita.

Dalil Al-Qur'an tentang kepemimpinan wanita memang tidak setegas
larangan mengangkat pemimpin dari golongan kafir, yahudi, nasrani, dan
orang-orang yang menjadikan agama sebagai permainan (ditinjau dari
larangan yang terakhir ini, Karena itu, kajian tentang kepemimpinan wanita, menurut saya bukan ditujukan kepada para pendukung Hj. Ida Idham Samawi, tetapi kepada komunitas masyarakat yang mau sungguh-sungguh mempelajari dan mengamalkan Islam.
Bagi golongan yang kedua ini, tentunya ketaatan kepada Allah dan
kehati-hatian dalam mengambil dan menerapkan hukum akan lebih penting
daripada kemenangan dalam perdebatan.

Demikian tanggapan saya, mudah-mudahan bermanfaat.

2010 ADALAH TAHUN MACAN

Editorial 21 Desember 2009

Bulan Desember ini adalah bulan prediksi, ramalan, dan menerawang. Selain meramal peruntungan pribadi, banyak juga orang-orang meramalkan tentang prospek perekonomian Indonesia 2010. Ada yang sangat optimistis, ada yang cukup berhati-hati, dan ada juga yang sangat pesimistis.

Tahun 2010 adalah tahun kebangkitan ekonomi bagi masyarakat, sedangkan pemerintah harus bisa mengimbanginya dengan cara membangun kredibilitas dan reputasi kepemerintahan yang kuat dan bersih. Jika nuansa ini telah tercipta, niscaya investor tidak ragu lagi untuk masuk ke Indonesia untuk membangun secara bersama sama dan tidak hanya wait and see, tapi bergerak dengan antusias untuk melakukan investasi-investasi yang saling menguntungkan.

Namun kita harus waspadai tahun 2010 adalah “Tahun Macan”, disinilah orang menjadi ganas, rakus dan saling memangsa. Ibarat orang yang berlomba panjat pinang, demi meraih hasil yang digantung di atas batang pinang, kepala teman sendiri pun di injaknya.

Jelas ini merupakan tengara yang mengerikan, dimana mereka saling sikut dan saling cakar demi harta dan kekuasaan. Ini bakal terjadi pada para petinggi, dan lagi-lagi rakyat kecil yang jadi ancikan dan korbannya. “Demi kepentingan rakyat” hal itu yang bakal menjadi alas an mereka, padahal, rakyatlah korbannya. Untuk meminimalisir peristiwa mengerikan yang bakal terjadi, perlu kesadaran dan introspeksi bagi para penggede, jangan menggunakan hukum rimba…. “Ingat… harta hanya titipan, sementara kesejahteraan harus dirasakan oleh semua umat”. Agar tidak terjadi malapetaka yang tidak diinginkan, mereka harus memberi kesempatan kepada kaum kecil untuk berbuat demi meningkatkan tarap hidupnya…“ Ingat…., kita bukan binatang lho…!

“Bencana ekonomi bakal timbul dari dalam negeri sendiri, ini terjadi ketika tidak adanya ruang bagi masyarakat untuk merubah tarap hidupnya,. maka pemerintah harus bisa memberikan ruang tersebut, demikian pula bagi para pengusaha besar harus mau menciptakan pengusaha-pengusaha kecil sebagai binaannya ”

Berkaitan dengan kasus Century, kalau tidak segera selesai dapat membuat kredibilitas pemerintah berkurang. Institutional Investor menjadi ragu karena peristiwa century

"Kasus ini harus cepat ditemukan solusinya karena dapat membuat kredibilitas pemerintah berkurang," saya melihat kemungkinan skenario dari akhir kasus ini adalah Menkeu tetap dipertahankan, namun bakal berdampak tidak efektipnya pelaksanaan program kerja yang dilakukan pemerintah.

Sebagai contoh, Setelah publik meragukan kebijakan penyehatan Bank Century, saatnya pemerintah menjelaskan kepada publik secara jujur, terbuka, dan benar, agar tekanan politik nasional terhadap reputasi dan kredibilitas pemerintah bisa menjadi lebih berkurang. Ini adalah “PR” buat pemerintah.

Demi kepastian hukum, perlu adanya perubahan atas trias politika, dari pembagian kekuasaan menjadi pemisahan kekuasaan antara legislative, eksekutif dan yudikatif, sehingga hukum tidak semata-mata hanya untuk alat politik, demikian pula politik negeri ini akan menjadi sehat, karena tidak ada lagi kriminalisasi demi tujuan politik. Karena Hukum ibarat Mata Pisau…..dimana bagian sisi bawahnya tajam, namun semakin ke atas semakin tumpul.

Untuk mendapatkan kepastian hukum dan politik di negeri ini perlu adanya pemisahan kekuasaan antara legislative, eksekutif dan yudikatif. Sekarang ini masih menggunakan pola pembagian kekuasaan, sehingga masih ada tarik menarik antara kepentingan hukum dan politik.

· Untuk meningkatkan perekonomian di masyarakat, perlu adanya gerakan ekonomi kreatif yang bisa merangsang masyarakat untuk berjiwa wira usaha, sehingga dapat terciptanya pengusaha-pengusaha baru di masyarakat. Jangan hanya pengusaha yg besar yang diperhatikan.

· Perlu juga dicermati tentang pertumbuhan ekonomi di Bantul misalnya, dimana pemerintahan Bantul lebih mengutamakan pada penyesuaian kultur budaya setempat dalam membangun perekonomian wilayahnya, sehingga kegiatan ekonomi di Bantul tidak bersinggungan dengan kultur budaya setempat. Hal yang perlu segera dibenahi adalah mengurangi tingkat kemiskinan di masyarakat. Pemerintah bersama segenap komponan bangsa harus lebih bekerja keras menciptakan kondisi tersebut. Disini perlu adanya pembinaan pola ekonomi kreatif bagi masyarakat, sehingga masyarakat memiliki jiwa enterplainer, dan secara otomatis berdampak pada penguatan ekonomi bagi masyarakat itu sendiri. Kita bina kita ciptakan dan kita lahirkan pengusaha kecil…itu langkah yang baik. Jadi kalau mengurangi kemiskinan dan pengangguran tanpa pembinaan ya apalah artinya. Jalan satu-satunya ya dimodali dan dibina jadi tidak ada yang namanya kredit macet.

· Bencana yang akan timbul kedepan adalah bencana yang terjadi karena ulah manusia (human error), seperti halnya banyak terjadi kriminalitas, Ini dikarenakan tidak adanya kegiatan positip yang bernilai ekonomi di masyarakat,

Banjir yang juga ulah manusia dimana pola tataruang yang tidak tepat guna hingga menimbulkan bencana di masyarakat.

· Berkaitan dengan perbankan, perlu adanya peningkatan kepercayaan bank terhadap masyarakat, dengan kata lain bank harus berani melakukan pembinaan bagi para pengguna kredit produktif agar usaha yang dijalaninya dapat berkembang, yang otomatis berdampak pada berkurangnya kredit macet. Ini perlu adanya kerjasama antara pemerintah, perbankan dan masyarakat agar bisa betul-betul menuntun dan membawa masyarakat kepada tingkat produktifitas yang lebih agresif. Jangan sampai pihak Bank itu bertemunya hanya pas angkat kredit dan pas bayar angsuran. Dan mengenai Sistem per-bank kan sekarang itu ada yang merasa dirugikan dan ada yang diuntungkan.

· Bencana yang akan timbul kedepan adalah bencana yang terjadi karena ulah manusia (human error), seperti halnya banyak terjadi kriminalitas, Ini dikarenakan tidak adanya kegiatan positip yang bernilai ekonomi di masyarakat,

Banjir yang juga ulah manusia dimana pola tataruang yang tidak tepat guna hingga menimbulkan bencana di masyarakat. Perhatikan lingkungan dan tidak mungkin Allah SWT itu akan memberi sesuatu yang melebihi takaran. Jadi semua adalah ulah manusianya sendiri. Di dalam dada kita ada Dzat yang suci dan ada Dzat setan juga, manusianya tinggal pakai yang mana????

11 October 2009

KUTUKAN ZAMAN SALAH SIAPA???


Press ReleaseJogjakarta, 11 Okt. 2009 Bunda Lia Songgo BuwonoHp. 08125999929 – 081227272345
Lazimnya para penguasa yang mulai merosot kekuasaannya, ditandai bergolaknya alam dan masyarakat, dan berlindung berbagai simbul dan slogan dari nilai-nilai luhur Budaya Bangsa yang menjadi idiom bersama masyarakat. Penyelesaian ini, meski relative dapat meredam gejolak sosial, tidak mampu berbuat banyak terhadap bencana yang bersifat alami. Apakah yang harus dilakukan jika kutukan zaman datang seperti yang kita alami sekarang ini? Meskipun kita mampu mengungkapkan berbagai kejadian yang mengindikasikan datangnya kutukan zaman, namun tidak memberikan suatu jalan penyelesaian yang konklusif.
Maka apakah kita tidak segera Eling, Waspada, ikhlas dan sabar.
Sikap Eling adalah selalu ingat akan jati dirinya adalah mahkluk spiritual, dan mendorong untuk selalu berpegang kepada spiritualitas yang tidak lain adalah inti dirinya yang terdalam. Sikap Waspada mengingatkan dorongan nafsu kearah tepi lingkaran eksistensi selalu ada di setiap sudut kehidupan sehingga kewaspadaan wajib dijaga. Sedang sikap Sabar mendorong manusia untuk menghayati sikap kewaspadaan untuk dapat menanggulangi bahaya nafsu diperlukan pengorbanan, karena kejahatan tidak cukupdengan niat baik. Dan ikhlas suatu kerelaan yang benar-benar tulus dilandasi dengan lego legowo apapun yang diberikan Allah SWT kepada kita.
Menyingkap tabir kegaiban suatu tanda gerak jaman yang penuh bahaya – kesusahan bagai utusan TUHAN yang mengabarkan datangnya penderitaan ke bumi. Martabat Negara tampak tetapi tanpa rupa, rusak tercambik-cambik. Hukum dan aturan diinjak-injak tidak ada lagi teladan yang bijak. Matahari kehidupan bangsa Indonesia seakan hampir padam dunia kini telah penuh bencana.

Bila hanya menanam benih dosa, disiram air lupa diri hanya akan berbunga bencana. Kini zaman sedang kena musibah, yang dapat dijadikan teladan menimbang yang baik dan keburukan pasti tidak akan pernah kurang. Dan bersiap untuk menerima segala putusan takdir dunia yang makin ruwet ini menurut padangan spiritual, jika masyarakat selalu mengalami gejolak dan mengedepankan keangkaramurkaan, maka alam pun akan membalas bergejolak. Karena hal ini pengaruh hawa keangkara murkaan manusia yang lupa jatidirinya. Namun bila kita kembali pada jati diri kita, terutama dimana seorang pemimpin yang menurut kultur Jawa memiliki karakter Tutur, Sembur, Uwur maka rakyatpun tidak akan gelisah. Jika Masyarakat tentram maka energi positif yang akan terpancar kembali Bangsa Indonesia ini, alam pun akan memanjakan masyarakat kembali menjadi gemah ripah loh jinawi.

Mungkin masih banyak orang yang tidak menyadari, apa sesungguhnya di balik bencana alam yang terus menimpa.
Sudah berulang kali saya mengingatkan, kita tidak boleh meninggalkan adat, budaya dan tradisi yang sudah ada sebelum kita lahir. Karena hal tersebut merupakan ‘kitab tak tertulis’ yang patut di jaga dan dilestarikan.

“Ingat, sejarah masa lalu sangat menentukan peristiwa masa kini dan masa datang’. Demikian pula bencana alam yang terjadi, jelas terkait dengan peristiwa masa lalu dan perjanjian-perjanjian sakral yang dilakukan oleh para pendahulu kita. Seperti halnya perjanjian antara Kanjeng Ratu Kidul dengan Panembahan Senopati sebagai ihwal berdirinya Kerajaan Mataram. Pada intinya Kanjeng Ratu Kidul mengiyakan berdirinya kerajaan Mataram Islam Namun harus berkulitkan jawa dalam artian tidak meninggalkan adat dan tradisi yang sudah ada. Dengan kata lain, Pembauran antara Islam dengan jawa harus berupa proses akulturasi sehingga adat atau tradisi yang sudah ada tidak kehilangan akar oleh peradaban yang baru. Sementara saat ini cenderung kepada peristiwa asimilasi yang berupaya mencabut akar yang sudah ada sebelumnya.

Bencana yang menimpa saat ini baru merupakan awal dari derita umat manusia yang sudah sekian lama lepas dari bingkai kemanusiaannya. Arogansi, nggegemongso angkoromurko menjadi hal terdepan untuk mencapai ambisi, sementara sifat kearifan tak lagi menjadi landasan untuk melakukan segala perbuatan. Lalu siapa yang patut kita salahkan dalam menghadapi keadaan semacam ini? Sedang yang kita hadapi masih ada beberapa titik gempa lagi, dan belum lagi kita akan menghadapi banjir, kebakaran dan angin datang dengan tiba-tiba.... apakah kita sebagai manusia tidak akan segera ingat Bumi tempat kita berpijak ini harus dirawat- dirumat dan di benahi... Terutama Manusianya sendiri jangan menghalalkan berbagai macam cara hanya untuk kepentingan sendiri dan karena egonya.... Banyaklah memohon pada Sang Penguasa alam ini agar tetap mempercayakan manusia untuk merawatnya merumatnya.... dan mari kita ber-Do'a bersama agar Bumi tetap akrab dengan kita wiridlah " Sallamun Qaulam Mir Rabir Rahim" sebanyak-banyaknya. Allah Humma, Amin.

09 September 2009

GERBANG HATI NURANI WANITA SEBAGAI SOSOK PEMIMPIN


Press Release
Bunda Lia Songgo Buwono
Yogyakarta 8 September 2009

Bantul bakal menjadi contoh di Jogyakarta bila nanti diperiode 2010-2015 Hj. Ida idham Samawi jadi maju dan terpilih menjadi Bupati Bantul . Pasalnya, baru pertama kali, perempuan akan menjadi Bupati di Bantul. Dan dengan nurani perempuan, Insak Allah bila nanti Allah mengijinkan dan masyarakat Bantul khususnya menghantar Hj. Ida Idham Samawi ( Hj. Sri Surya Widati Andarweni Dyah Pertiwi Kawuyan Budi Respati) dan dipercaya mengatur keluarga besar Kabupaten Bantul Propinsi Jogyakarta.
Perempuan itu adalah agen perubahan.
Konsep ini akan menjadi nyata ketika Kabupaten Bantul dipimpin seorang perempuan.
Pasalnya, kondisi politik yang selalu didominasi lelaki itu, apa menjamin akan membuat perubahan dalam kehidupan bermasyarakat setelah H. Idham Samawi tidak menjabat lagi. Mungkin lucu tapi bukan keanehan habis suami jadi Bupati kini Istri maju. Suatu hal yang tidak ada salahnya…. Kenapa tidak??? Kalau memang Hj. Ida Idham Samawi mampu mengapa mesti dipermasalahkan??? Yang penting sekarang adalah memilih pemimpin itu dengan hati nurani dan rasa. Disinilah saatnya hati nurani kita harus bicara.“Masyarakat sudah bosan dengan kepimpinan seorang lelaki yang tidak membuat perubahan. Untuk itu, perlu ada perubahan. Dan perubahan itu akan muncul kalau bupati dijabat oleh seorang perempuan.”.Pernyataan itu bakal menjadi kenyataan. Soalnya, Hj. Ida Idham Samawi saat disebut-sebut sebagai agen perubahan ketika perempuan kelahiran Jakarta 26 Maret 1951 itu akan mencalon Bupati Kabupaten Bantul. Tampaknya, munculnya sosok Hj. Ida Idham Samawi akan mengukir sejarah pemerintahan di Bantul, bahwa genderang perubahan sudah dikumandangkan melalui gerakan membangun dengan hati nurani (Gerbang hati nurani) .
Bila dibandingkan dengan wilayah lainya, sudah ada perempuan yang menjadi bupati bahkan gubernur. Sementara di wilayah Bantul, belum ada sosok perempuan yang berada pada posisi itu. Jangankan di kursi eksekutif, di legislatif pun jumlah perempuan masih bisa dihitung dengan jari tangan kita.Semua ini terjadi lantaran dunia politik selalu dimonopoli kaum lelaki. Akibatnya, perubahan yang diimpikan masyarakat, belum terwujud yaitu ingin memiliki pemimpin wanita.
Untuk itulah, Ibu Hj Ida Idham Samawi– begitulah nama yang selalu disapa – Insak Allah jadi mencalonkan diri sebagai bupati di Kabupaten Bantul. Saya rasa peluangnya cukup bagus dan memang saatnya seorang wanita yang menduduki kursi Bupati pengganti H. Idham Samawi. Bantul banyak perubahan yang baik dan sangat maju pesat selama dipegang H. Idham Samawi dalam pembangunan dan selalu menjunjung tinggi kebudayaan lokal. Tetap terhindar dari Mall dan Mall.Kepada Suara Perempuan Bantul, ketika lelaki memonopoli dunia politik, perempuan biasanya lebih banyak mengalah. Bahkan perempuan cenderung memposisikan diri sebagai pekerja keras dalam kehidupan rumah tangga. Tetapi jangan salah perempuan hanya sebagai Ibu Rumah Tangga karena justru Perempuanlah yang akan lebih teliti dalam mengambil kebijaksanaan... karena Perempuan adalah penuh kasih sayang dan tanggung jawabnya besar.“Jadi, baik atau tidaknya sebuah rumah tangga bergantung dari peran perempuan.
Walaupun latar belakang pendidikannya pas-pasan, namun seorang perempuan akan tetap berusaha mengatur semua kebutuhan, baik untuk anak maupun suami. Jadi perempuan itu manajer yang baik,” kata Bunda Lia.Dengan dasar itulah, muncul Gerbang Hati nurani Wanita Sebagai Pemimpin. “Saya melihat bahwa kalau perempuan memimpin, itulah nurani perempuan. Jadi karena nurani itu, perempuan akan berpikir, bagaimana memenuhi kebutuhan rumah tangga yang besar ini (kabupaten,red. ) Pada dasarnya, masa depan suatu daerah tergantung pada generasi muda yang ada di daerah itu. Untuk itu, kabupaten ini dipimpin oleh seorang Bupati yang punya kualitas kepemimpinan cukup handal, dan lebih penting lagi adalah yang akrab dengan rakyat sekaligus meneruskan progam kelanjutan H. Idham Samawi” ungkap Bunda LiaSelain itu, Bunda Lia mengatakan, seorang perempuan pasti akan memikirkan bagaimana memberikan kecukupan perempuan dan anak serta masyarakat pada umumnya.
Hal itu merupakan kunci utama kalau memang kita membutuhkan sebuah perubahan.
Dikatakan, dulu para ibu rumah tangga di Bantul tidak semua memiliki pendidikan yang baik, namun anak-anak mereka harus bisa berhasil. Andaikan mereka mendapat pendidikan yang layak, pasti generasi mereka akan jauh lebih maju dan lebih berkembang. Untuk itu, apabila masyarakat memberikan kesempatan untuk memimpin Kabupaten Bantul, maka pasti semua hal ini akan diperhatikan termasuk persoalan kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan infrastruktur. “Pada dasarnya perempuan jauh lebih teliti dan bijaksana".
Segala sesuatu yang diputuskan perempuan berdasarkan hati nurani dan perasaan, sehingga ketika membuat suatu keputusan, pasti sudah dipikirkan dampaknya dihari mendatang, tandas Bunda Lia.Lebih lanjut, Bunda Lia tokoh Budaya dan Spiritual menjelaskan, salah satu indikator keberhasilan pembangunan diukur dari angka kematian ibu dan anak. Untuk mengatasi tingginya angka kematian ibu dan anak, maka kita harus memberikan kepercayaan kepada kepemimpinan seorang perempuan untuk mengatasi semua persoalan ini. Untuk perubahan yang diimpikan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Bantul, maka Hj. Ida Idham Samawi harus memilih wakil yang benar-benar mengerti dan sudah menjadi bagian masyarakat Bantul, yang punya pengaruh luar biasa di lingkungan masyarakat Bantul hingga kepelosok Bantul. Bagi kebanyakan pemilih di Bantul menilai Hj.Ida Idham Samawi dan masyarakat Bantul harus jeli memilih pasangan yang tepat untuk membawa perubahan. Untuk itu, wajar saja kalau pasangan ini nanti akan membawa Bantul lebih baik. Untuk mewujudkan perubahan ini, maka Hj. Ida Idham Samawi beserta pasangan nanti harus membawa Bantul lebih dari sekarang.
Untuk itu, tak ada pilihan lain, selain, Hj. Ida Idham Samawi kita berikan kepercayaan penuh untuk menjadi Bupati Kabupaten Bantul periode 2010 – 2015.

28 August 2009

SEKAPUR SIRIH


Kami pimpinan Sanggar Supranatural Songgo Buwono, telah melihat dalam situasi ekonomi yang semakin sulit dan terpuruknya akhlak manusia, juga banyaknya korban angkara murka yang mengambil kesempatan disaat-saat kita sedang dilanda krisis ekonomi sehingga yang memiliki uang sebagai raja dan makin menjerat si miskin agar dapat dikuasai dengan dalih hutang yang berbunga. Inilah rendahnya akal manusia. Maka kami selaku pimpinan Sanggar Supranatural Songgo Buwono berpesan pada anda semua : Kita harus membekali diri kita dengan berbagai Doa, Amal Ibadah dan berusaha dengan jalan yang lurus, agar hidup kita aman sentosa, jauh dari pengaruh buruk, selalu ingat akan sebab akibat dan dapat menuju kebahagia yang utuh.
Banyaklah mengingat ALLAH SWT agar kita menjadi umat yang diridhoi ALLAH SWT. Allahumma Amin.

Tatalah Nurani kita dahulu agar kita memiliki rasa welas asih terhadap sesama.
Semoga dengan memulai menata hati nurani kita dalam ingatan sebuah kalimat Sangkan Paraning Dhumadhi ( asal kita dari mana, mau apa dan mau kemana ) kita akan selalu berfikir baik buruk dan sebab akibat, sehingga kita akan selalu berbuat kebajikan, sesuai nafas nufus spiritual bertahanlah dalam LINDUNGAN ALLAH YME.
Dan jauhilah sifat ingin tahu atau coba-coba terhadap orang lain. Berpeganglah pada AJARAN AGAMA DAN INGAT ALLAH SWT. Walaupun berat kita menjalani namun kelak kita akan merasakan hasil dari kesabaran keihklasan yang kita jalani. INGAT bekal hidup kita hanyalah Jujur, Sabar, Ikhlas dan Mensukhuri, sebab luasnya lautan pasti ada batas dan ujungnya.
Allah pun juga memberi ujian pada hambanya tidak selamanya.... dan ujian atau beban seberat apapun yang kita pikul tidak akan melebihi ukuran batas kita. Allah Maha Segalanya dan tentu memiliki batas ukuran.... Lihat Labu kuning begitu besarnya dan batangnya kecil, tapi mengapa batang tersebut kuat menyangga dan menahan buah seberat itu??? Dan kita ingat lagi dengan tembang " Turi-turi Putih" ciptaan Sunan Kali Jaga. Turi Putih adalah Jenasah, Ditandur ing kebon agung, yang dimaksud adalah Makam, Celorot Tibo Nyemplung adalah Liang Lahat, Mbok Ero Kembange Opo artinya Amal baik apa yang sudah diperbuat selama hidup. Masih banyak lagi gambaran atau simbolis moyang kita terdahulu walau lewat tembang, kidung dan petuah-petuah lainya yang mengingatkan kita semua, kita sebagai manusia harus ingat... bahwa kita bakal mati tanpa membawa apapun juga, yang kita bawa adalah amal ibadah kita apakah amal ibadah kita sudah cukup untuk bekal mati??? Coba renungkanlah tembang tersebut agar kita dapat memulai dengan "Niat" karena guru sejati kita adalah "niat" dan yang di sebut orang "sakti" adalah orang yang mampu mengalahkan hawa nafsunya sendiri itulah yang dinamakan "sakti".
Begitu juga dengan akal manusia tidak mungkin akan langsung kena sasarannya atau titik pusatnya. Pelajarilah dan rasakanlah hidup ini dengan kewajaran agar Iman kita kuat tidak mudah kena pengaruh tidak mudah luntur dengan duniawi.
Ingat Allah SWT menciptakan manusia paling sempurna dibanding makluk yang lainnya di bumi ini, 1 manusia berbanding 10 jin dan 100 Malaikat. Kami melihat betapa dangkal dan sempitnya akal manusia, sehingga banyak yang dengan mudah mengambil jalan pintas, seperti mencari kekayaan dengan jalan pintas, misalnya mencari pesugihan, memelihara tuyul dan lain sebagainya. Sehingga akal manusia sudah diperbudak oleh shetan. Banyak orang yang mencari jalan sesat dan menghalalkan berbagai cara sehingga merusak iman dan keta'waan diri sendiri.
Tanpa mempertimbangkan akibat buruk dikemudian hari, dengan menghitung untung dan ruginya. Maka dengan ijin ALLAH SWT kami selaku pimpinan Songgo Buwono dengan rendah hati dan diawali dengan ucapan BISMILLAHIR-RAHMANIR-RAHIM, mulailah menata Nurani kita dengan ikhlas, kita mumpung masih diberi kesempatan dan waktu.
Ingat hidup dan mati manusia tidak ada yang tau karena semua adalah milik Allah kita kembali pada Allah. Orang yang paling menderita adalah orang yang selalu dituntut untuk berpura-pura, karena tidak berani menjadi dirinya sendiri.... silahkan renungkan, niscaya akan kita lihat kebenaran disana. Hidup itu sulit dan tidak pasti kadang naik kadang turun, hartapun tidak abadi, segala yang ada didunia tidak ada yang kekal, takdir, nasib, baik - buruk, jodoh, lahir dan mati ada garisnya. Kita harus berani mengarungi tantangan hidup, kita mesti banyak berdoa dan berusaha, biar Allah yang akan menentukan.
Lihatlah tangga dan renungkanlah.... trap demi trap memiliki arti ibarat pedoman hidup Jerbosuki Mowo Beo ( berakit-rakit kehulu ber-renang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian / orang itu mau senang ya harus sengsara dulu ). Kita tidak akan mampu menahan lajunya suratan takdir, janganlah kita menangisi kejadianya tapi tangisilah kenapa semua terjadi.... Contohnya Nabi Nuh bukan menangisi anaknya yang terbawa air bah tapi Nabi Nuh menangisi anaknya tidak menuruti nasehatNya... sehingga Nabi Nuh berucap "wahai anak-anakku pandanglah kejadian ini sebagai kodrat alam bukan kesalahan kita, karena kita telah berusaha mengingatkan, setelah kejadian ini semua... kelak kita yang ingat jangan merasa memiliki di akhir jaman nanti... waspadalah dengan perilaku dan perbuatan".
" Allahummahdinii min 'alayya min fadhdlika wansyur 'alayya min rahmatika wa anzil alayya min barakaatika". Ya Allah... Ya Rabbi tunjukkanlah kami dari sisiMU dan curahkanlah kepadaku, kemurahanMU serta gelarlah dari rahmatMU, turunkanlahkepada kami berkahMU. Dan kepadaMU jua kami mohon perlindungan. Amin.
Kami berpesan agar kita harus dapat mencapai tujuan hidup kita dan menuju jalan yang damai bagi sesama. Agar dapat membantu yang lemah dan sesama, agar dapat ikut menjaga negeri ini, agar Bangsa Indonesia penuh cinta damai dan mari kita bersama-sama berdo’a sesuai agama masing-masing agar keresahan yang ada dengan teror-teror ini segera ada titik temu dan suatu petunjuk yang benar, agar Polri dan Densus 88 dapat menumpas habis seakar-akarnya.
Dengan keprihatinan bersama yang ikhlas kami yakin walau melalui do’a dan mohon pertolongan Allah pasti harapan kita sebagai Rakyat dan Masyarakat yang cinta damai pasti akan segera mendapat petunjuk dan apa yang kami minta dihadapan Allah niscaya Allah tentu mengabulkan bagi hambanya yang ikhlas dan sabar. Khususnya bagi Spiritual sudah saatnya keihklasan itu harus ada, jangan menunggu perintah untuk datang, berdo'alah untuk membantu Aparat terkait agar segera mendapat petunjuk dengan adanya teror Bom ini...... karena kita sudah dikelabuhi dengan perubahan / pergantian wajah sehingga masyarakat ragu dengan Nurdin M Top..... Aparat Terkait sendiri mungkin juga terkecoh dengan perubahan-perubahan wajah tersebut. Apa salahnya dengan kekuatan bersama ... kita berdo'a membantu dengan sesuatu kekuatan tersembunyi yang anda miliki Nurdin M Top segera tertangkap oleh Polri Densus 88 dan masyarakat lega atas tertangkapnya Nurdin M Top......
Agar Bangsa ini dapat ber- Demokrasi secara murni, agar masyarakatpun tidak ketakutan dengan teror-teror tersebut, agar tidak ada pemecahan antar Agama bagi muslimpun agar dapat menjadi kaum Muslimin yang Mutaqin dihadapan ALLAH SWT . Amin.
Saat hati terberi aura yang telah terbuka, mengalir sendirinya tanpa sadar... butiran-butiran bening mengkristal. Ketika pikiran kita memancarkan cahaya kebajikan arahkan wibawa ketingkat derajat, dikala hati pikiran tertuju akan kemauan tunduk patuhnya impian.... hampa langit diatas bumi terinjak kaki.

26 August 2009

Pemimpin Perempuan

Press Release
Jogjakarta, 26 Agustus 2009
Lia Hermin Putri
Hp. 08125999929–081227272345

Merupakan pemikiran yang dangkal, jika perempuan dianggap haram untuk memimpin suatu kaum atau daerah, umat ataupun golongan. Karena tak ada satupun naas yang mutlak atas pelarangan perempuan menjadi seorang pemimpin.
Sebaliknya, di era sekarang ini ‘jiwa seorang ibu’ sangat dibutuhkan untuk dijadikan suri tauladan. Yakni jiwa kasih sayang, pengampun dan pemelihara.

Sudut pandang filosopis inilah yang kemudian diyakini masyarakat bahwa perempuan dapat dijadikan pemimpin alternative.
Selain mantan presiden Megawati serta beberapa bupati dan Menteri di Indonesia yang perempuan, Bangsa ini juga pernah dipimpin oleh seorang perempuan dan Pulau Jawa pun juga pernah dipimpin Ratu seorang wanita/perempuan. Jika kita menengok sejarah, di abad VI M pernah ada Ratu Shima. Dialah penguasa tanah Jawa yang pertama yang kemudian melahirkan para para pemimpin besar di Nusantara. Ratu di masa Hindu Kuno dari Wangsa Sanjaya ini dikenal adil dan bijaksana. Konon demi tegaknya hukum dan keadilan di tanah kekuasaannya itu. Konon sang pemimpin (Ratu Shima – red) pernah menjatuhkan hukuman kepada anaknya sendiri karena dianggap bersalah dan melanggar hukum.
Setelah Ratu Shima, di abad XIII M kembali muncul pemimpin perempuan yang masyur. Dari Ken Arok sampai munculnya pemimpin wanita Tri Buana Tunggal dewi.
Penguasa Majapahit ini sempat menghantar kemasyuran kerajaan tersebut, yang kemudian kekuasaan itu turun temurun.
Selain apa yang saya dapat dari olah spiritual, dari paparan kami tersebut, jelas perempuan bukanlah hal yang na’if menjadi seorang pemimpin.
Karena dimata Allah SWT, manusia adalah sama, manusia adalah khalifatullah yang harus bisa menjaga dan merawat suatu kebenaran agar kelak ia dicintai, dikasihi dan menjadi panutan bagi siapapun. Dan menjadikan kasih Allah SWT.

Terkait dengan hangatnya isu pilkada di Kab. Bantul, Yogyakarta, dimana ada salah seorang tokoh perempuan yang kabarnya akan manggung pada perhelatan pilkada 2010 mendatang, itu merupakan suatu kemajuan sekaligus menjadi keuntungan bagi masyarakat Bantul pada umumnya.
Mengapa demikian . . . . ? Bantul memiliki karakter berbeda dari kabupaten lainnya di Yogyakarta. Sebagai kabupaten yang terus berkembang, Bantul masih tetap mempertahankan ‘keperawanannya’ dan tidak terkoyak oleh peradaban global. Baik alam lingkungan, maupun sosio cultural dapat terjaga di Bantul. Jelas hal ini tak lepas dari kepiawaian H. Idham Samawi selaku bupati Bantul dalam menata dan mengkonsep laju perkembangan wilayahnya. Hal inilah yang butuh dirawat dan dipertahankan.
Untuk merawat dan menjaga nuansa tersebut, jelas dibutuhkan kader militant dari sosok Idam Samawi. Karena merekalah yang lebih tahu dan dapat mengekspresikan dengan betul akan visi bantul kedepan. Disamping itu, untuk mengayomi dan memelihara ‘keperawanannya’ Bantul yang menjadi Bantalane Tulodho cenderung membutuhkan sosok perempuan yang mana pada umumnya perempuan lebih memiliki jiwa pengampunan, pemelihara dan penuh kasih sayang. Pemimpin yang memiliki jiwa semacam itulah yang pas untuk Bantul agar tetap menjadi paru-paru kultur dan budaya jawa.
Bantul adalah bantalaning tulodho yang harus di contoh karena kita dapat memberi bandingan atau timbangan lebih sejak 2 periode dipegang oleh H. Idham Samawi kabupaten Bantul disegani oleh daerah yang lain.

Disamping itu Bantul masih akrab dengan nilai Budaya kita.
Itu wajib kita Syukuri karena kita melihat daerah Bantul terbebas dari peradaban global tetap akrab dengan putra daerah dan tetap pada Budaya lokal. Kita sama-sama berdo'a semoga kita tidak salah pilih dalam kepemimpinan daerah Bantul yang akan datang. Mari kita sama-sama berdo'a agar Bantul akan semakin berkembang dalam kepemimpinan baru nanti. Amin.

05 August 2009

Tokoh Fiktif Nur Din M Top?

Press Release 27 Juli 2009
Hasil Wawancara dengan Bunda Lia Hermin Putri
Sanggar Supranatural Songgo Buwono

Berdasarkan fakta dan kenyataan yang kami lihat kompeten. Namun bagaimanapun manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan langkah dalam kehidupan ini.
Kini, marilah kita menapaki sisa usia kehidupan dengan lembaran baru, tentunya dengan semangat, tetap mengendalikan hawa nafsu, agar dapat menggapai kwalitas kehidupan yang lebih baik dari yang sebelumnya, tentunya segala sesuatu jika sudah dikendalikan oleh hawa nafsu tidak akan menghasilkan yang baik dan membawa kita pada kemulyaan hidup, justru kesesatan dan hinaan.

Karena mereka yang terkadang menjadi kambing hitam permusuhan alam juga orang besar yang berduit. Contoh yang tampak saja kita lihat sepertinya aksi teror tak henti-hentinya melanda negeri ini, yang lucunya lagi, setiap aksi teror selalu melibatkan Islam.
Jelas hal tersebut merugikan umat Islam. “ Hari gini kok masih memecah belahkan umat lewat agama..... malu dong dengan pihak luar dan ingat jati diri Bangsa.
Sudah beberapa tahun belakangan ini Nurdin M Top menjadi primadona aksi bom. Teror Bom yang berkepanjangan ini agaknya tak mampu di reda oleh Indonesia. Yang menjadi pertanyaan, apa betul institusi keamanan negeri ini tak mampu menangani ulah Nurdin M Top ? Menurut hemat saya, kelihaian pihak Kepolisian Republik Indonesia jelas melebihi kepiawaian kelompok teroris tersebut, dan Polri tentu punya cara lain untuk melupuhkan kelompok teroris, namun kalau sampai saat ini belum ada tanda-tanda positip atas penangkapan Nurdin M Top, saya yakin bahwa tokoh Nurdin M Top hanyalah sebuah nama.
Dengan kata lain Nurdin M Top, jangan-jangan hanyalah tokoh fiktif yang sengaja dimasukkan ke dalam ‘dunia pakeliran’ negeri ini.

Dan jika Nurdin M Top benar-benar ada secara fisik, saya sangat yakin dalam waktu singkat pihak Polri sudah dapat meringkusnya. Karena Polri sangat kita banggakan, hasil kinerjanya telah membongkar beberapa kasus yang merugikan Bangsa Indonesia.
Sebagai seorang spiritual, yang juga cinta akan Negeri ini, jelas saya mengecam atas dimasukkannya tokoh Nurdin M Top dalam sejarah kelam Bangsa Indonesia ini, apakah dia hanya seorang ‘tokoh fiktif’? Mari kita berdoa agar Nurdin M Top benar-benar segera tertangkap. Dan akar-akarpun akan segera dapat terbabat oleh pihak Polri.... apa bila akarnya kita basmi habis tentu dalangnya akan segera tumbang juga.... Semangat Polri doa kita selalu ada bersama perjuanganmu demi ketentraman Rakyat banyak..... MERDEKA!
Sungguh merupakan hal yang naif dan cerita itu tak perlu di panjang lebarkan. Lebih baik kita mencari yang riel-rielnya saja agar Rakyatpun tidak terpengaruh dengan teror Bom.

Kalau boleh saya menilai, cerita ini merupakan bukti betapa pengecutnya mereka, dan hal ini bukan merupakan cerminan kaum muslim. Karena saya yakin, dan sudah menjadi catatan dunia, watak kaum muslim penuh dengan keterusterangan dan berani bertanggung jawab atas segala peristiwa yang diperbuatnya.
Jika demikian, maka tak perlu lagi menggembor-gemborkan isu Agama dalam setiap peristiwa terror.
Bukan hanya di Indonesia, dimanapun peristiwa terror terjadi, tak perlu mengambing hitamkan Agama.
Yang jelas, teror-teror yang ada hanyalah berbau kepentingan bargeming semata, dan hanya dilakukan para mafia kampungan yang pengecut.

Mengapa saya mengatakan demikian ? karena setiap peristiwa terror yang terjadi di negeri ini, tak pernah ada yang berani berunjuk dada untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya ibarat kata “Tinggal Glanggang Colong Playu“ apakah itu watak seorang ksatria? Kemudian tak lama peristiwa itupun hilang begitu saja tanpa ada kesimpulan yang jelas. Mungkinkah ada musuh dalam selimut yang berperangai musang berbulu domba di negeri ini......?
Hal itu yang justru harus diwaspadai. Anehnya lagi, berbagai peristiwa teror tersebut baru muncul ketika Indonesia baru belajar berdemokrasi secara utuh.
Jika kita berbicara tentang demokrasi, berarti pula kita harus berbicara tentang keterbukaan didasari dengan rasa ikhlas, jujur, lega, legawa. Agar Kemerdekaan ini benar-benar kita rasakan, kita miliki dan kita nikmati.
Tak ada lagi pro kontra berkepanjangan yang merugikan masyarakat, apalagi sampai kepada hal meresahkan seperti apa yang kita rasakan saat ini.

Tak perlu ada aksi antitesa yang meresahkan hanya sekedar untuk mengetahui atau menemukan sintesa.
Jika kita merasa belum mampu untuk berdemokrasi secara murni, ada baiknya pola demokrasi kebapaan (Demokrasi terpimpin – red) dimunculkan kembali, sehingga tak terjadi polarisasi yang kemudian melahirkan aksi-aksi negatif yang merugikan masyarakat.
Kita semua tahu, dunia demokrasi yang dianut negeri ini cenderung lebih kepada pola luar, dan memang dengan sengaja dunia luar menjadikan demokrasi menjadi alat perjuangan guna mencapai kepentingannya.
Mungkinkah unsur kontrofersi demokrasi juga lahir dari negeri asalnya sebagai titik uji berdemokrasi Indonesia, yang kemudian bak pahlawan si empunya demokrasi menyelesaikan permasalahan yang timbul.
Jika demikian, sungguh kita masih menjadi boneka mereka.

Saya berharap, mereka yang menciptakan tokoh Nurdin segera sadar dan memohon ampunan kepada YME, karena anda hanyalah diperalat dan diperbudak oleh kepentingan busuk yang ingin mengendalikan negeri ini, kalaupun tidak, tak kan lama lagi rahasia di balik penokohan Nurdin M Top bakal terkuak. Dan siapa dalang dibalik semua ini.
Allah Maha Tahu. Amin ya Rabbal Alamin.

Mari kita renungkan, berdo’a, serta ber-introspeksi diri, apa yang harus kita lakukan untuk melangkah kedepan agar Bangsa ini terbebas dari penjajahan Nuraniah dan Fitnah, agar kita lolos dari setan berwujud manusia, yang sewenang-wenang, agar kita percaya diri dan jangan takut di tanah tumpah darah sendiri. Jelas ini menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama. Karenanya, sekali lagi Kami katakan, kita harus berani bersikap, dalam menentukan siapa yang patut menjadi biang keladi teror Bom ini.
Mari kita dengan tulus ikhlas memohon kepada Allah, agar Allah memberikan kepada Polri petunjuk yang benar, kita ini punya Iman dan bermartabat mari kita sama-sama membantu tugas Polri walau dalam do’a.
Kita bukan hanya Rakyat / masyarakat yang lahir karena demokrasi di luar kandungan Ibu Pertiwi. Sub’khanallah…. Hanya Engkau yang Maha Tahu atas apa yang kami butuhkan.

Sudah menjadi kelemahan manusia memang, ketika telah diberikan rahmatan…, timbul pula tamak, serakah serta kelalaian lainnya juga mengikuti.
Maka kita harus mengingat kata “Iqra” – Bacalah ...... Kita harus bisa membaca dan merasakan apa yang telah diberikan Allah kepada kita.
Jika kita berani dan mau membaca, kemudian merasakan apa yang telah diberikan, maka rasa tamak, serakah, serta hal lain yang membuat kita merugi akan terlupakan.
Yang ada hanya rasa syukur, sabar serta berusaha untuk menjadi lebih baik.
Ada istilah Jawa mengatakan “Mulat Sariro Hangroso Wani”.
Ini….., hal ini yang harus dijadikan kata kunci bagi kita.
Terlebih bagi seorang ksatria yang jelas-jelas memikul nasib orang banyak. Introspeksi diri merupakan benteng kukuh yang bisa menyelamatkan segalanya.
Semoga kedepan kita dapat lebih banyak berbuat untuk negeri ini, negri yang diberikan kesuburan dan kemakmuran oleh Allah SWT, apabila kita tidak memecah belahkan Agama dan saling menuding.

25 July 2009

NASIONALISME YANG RELIGIUS

Press Release
Bunda Lia Hermin Putri
Hp.08125999929 - 081227272345

Wawancara harian Umum Sinar Pagi

Sinar Pagi :
Selamat sore Bunda, kami ingin mendengar tanggapan Bunda Lia mengenai silahturahmi Kebangsaan dengan Nasionalisme yang Religius itu menurut pandangan Bunda sebagai tokoh Budaya dan Spiritual itu bagaimana?

Jawab Bunda Lia :
Sungguh sangat menarik tema yang dipilih oleh Sinar Pagi Pos “Nasionalisme yang Religius”. Memang, di saat sekarang ini kita sudah kehilangan rasa kebangsaan kita, di mana di setiap sendi-sendi bangsa sudah terasuki ‘barang asing’ yang mengganggu jiwa dan sikap nasionalisme anak bangsa. Disinilah peran kita sebagai anak bangsa yang harus mempertahankan jati dirinya. Jati diri yang dibingkai oleh Nilai-nilai Pancasila dan UUD 45. Bahwa Pancasila itu sistem Filsafat, nampak dapatnya Pancasila diperas menjadi TRI-SILA ( yakni, Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi, Sosio Ketuhanan YME) serta TRI-SILA itu disaripatikan menjadi Eka Sila yakni Gotong Royong.

Sinar Pagi :
Jika kita lihat dari sudut pandang supranatural, Gotong Royong yang paling tinggi itu yang bagaimana Bunda?

Jawab Bunda Lia :
Kegotong Royongan Organik yakni Manusia, maka disinilah....... kita sudah kehilangan nurani kebangsaan kita.
Sosio cultural yang kian dipengaruhi oleh paham asing semakin menjauhkan kita pada diri kita sendiri. Hal ini jelas sangat berbahaya dan dapat melemahkan bangsa ini. Karenanya, mari kita bersama-sama bangkit dan kembali kepada jati diri kita. Yakni, jati diri yang cinta Bangsa dan ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Sehingga kami mengingat kembali berjuta Rakyat bersama Sultan HB X di alun-alun Yogya telah menggemakan SUMPAH RAKYAT
Yang Isinya:
1. Kami Rakyat Indonesia, Mengaku Bertanah Air Satu, Tanah Air Tanpa Penindasan.
2. Kami Rakyat Indonesia, Mengaku Berbangsa Satu, Bangsa Yang Gandrung Keadilan.
3. Kami Rakyat Indonesia, Mengaku Berbahasa Satu, Bahasa Kebenaran.

Sinar Pagi :
Lalu terapi apa yang Bunda Lia lakukan bersama Sultan Hamengku Buwono ke X menyikapi situasi seperti ini?

Jawab Bunda Lia :
Berkaitan dengan hal itu, kami dari Sanggar Supranatural Songgo Buwono dan yang diharapkan Sultan HB X telah memulai lewat berbagai event sebagai therapi untuk mewujudkan kembalinya kejayaan Bangsa Indonesia melalui Budaya dan tradisi adiluhung.
Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, kami berharap dapat menjembatani “Rekonsiliasi Nasional melalui Budaya” yang tentunya dibarengi dengan menata Nurani.

Sinar Pagi :
Mengapa harus pembenahan Nurani…..?

Jawab Bunda Lia :
Hati nurani inilah yang kini telah terkikis di muka bumi ini. Menghalalkan segala cara hanya untuk kepentingan pribadi sesaat. Keseimbangan antara akal dan hati tak lagi dihiraukan. Karenanya, menjadi hal yang prinsip bagi kita semua untuk melakukan pembenahan hati nurani secara bersama. Didunia Global/Internasional misalnya malah berkembang Filsafat Organisme/Filsafat Proses yang memandang semesta ini sebagai ber- Struktur ( yakni Lahir-Batin) dan berproses Awal – Akhir. Sedang Struktur tersebut diatas Budaya Jawa mengenal sebagai ajaran Pamoring Kawulo Gusti, sementara mengenal Prosesnya dikenal sebagai Ajaran Sangkan Paraning Dumadi. Maka marilah kita menata Nurani kita mulai sekarang.
Karena pembenahan Nurani merupakan kunci dari segala penyelesaian masalah bangsa, bahkan dunia sekalipun. Banyak hal yang dapat kita lakukan, namun titik tumpu utamanya adalah “kita harus berani menata ulang nurani kita yang sudah bobrok degantikan dengan Nurani kemanusiaan yang sadar akan jati dirinya, karena manusia telah lupa akan jati dirinya. Untuk itu, perlu suatu terapi yang tepat guna. Contoh dari kami datangnya bencana bergantung pada bagaimana manusia bersikap terhadap sesamanya, manusia terhadap alam dan manusia terhadap Tuhanya. Maka manusia harus ingat akan asal kita dari mana, untuk apa dan mau kemana.
“Pramila, monggo kulo panjenengan sami, tansah eling lan waspada, sampun ngantos celak-celak mahesa mindak gupak, mindak katut kridaning Alam.
Kulo ngaturaken agunging panuwun maring sih paduka, dhumateng para sadherek, awit seserepan ingkang saget kawula tampi kanthi tarwaca, miwah saget anjabaraken pangertosan kawula, mliginipun ingkang magepokan kalawan wewarah, sarta tuntunan ingkang jumbuh kalawan SEJARAH NALURI BUDAYA, Tradisi nenek moyang.
Inggih saking punika kawulo saget mawas lekasipun poro kawulo ingkang cengkah miwah nyingkur dateng sejarah tradisi nenek moyang. Reh ning wekdal punika manungsa sampun kalajeng anggenipun kadlarung cengkah klawan bebenering Allah, cengkah klawan hukum ing alam, inggih bebenering alam, sedoyo titah jalma manungsa ingkang gesang ing madyapada wekdal punika purun mboten purun inggih kedah nampi bebenduning Allah. Mugi-mugi kemawon manungsa ingkang gesang ing tahun 2009 lan sak lajengipun, sampun ngantos tiru-tiru dateng pakarti miwah lampah jantraning manungsa ingkang cengkah lan nyingkur dateng naluri budaya tradisi nenek moyang, ingkang sayekti saget dados lestarining agesang. Kanthi makaten mugi sang alam paring kawelasan lan mugi Allah paring pangapunten dumateng kito sedoyo. Wusana kita sedoyo lestari ing gesang.
Pramila mangga kito sami-sami kekeh kukuh nggondeli wawaton, inggih menika naluri bilih kita bakal bisa nlesep sela selaning garu, mugi kita sedoyo pikantuk rahayu ingkang pinanggih”.

Artinya :
“Marilah, kita semua selalu “eling lan waspada”, janganlah kita mendekati hal yang dilarang agama, karena hal itu hanya akan mendatangkan madharat.
Saya haturkan banyak terima kasih kepada Allah SWT, juga pada saudara-saudara sekalian, atas segala nasihat yang telah kami pahami dengan saksama. Sehingga mampu memperluas wawasan dan pengetahuan saya, apalagi yang berkaitan dengan “wewarah” ajaran budi pekerti luhur. Serta tuntunan yang sejalan dengan SEJARAH NALURI BUDAYA, Tradisi nenek moyang kita.
Maka dari itu, maka kita semua harus mawas diri. Jangan sampai menyimpang dari sejarah tradisi nenek moyang kita. Karena saat ini manusia sudah banyak yang menyimpang dari ajaran agama, mengingkari hukum alam, bahkan melawan hukum alam, maka mau tidak mau, semua umat manusia harus menerima cobaan dari Yang Maha Kuasa. Semoga kita semua, umat manusia yang masih dikaruniai umur hingga tahun 2009 ini dan seterusnya, jangan sampai meniru tingkah dan pokal manusia yang mengingkari hukum-hukum agama, hukum-hukum alam dan mengingkari NaluriBudaya Nenek Moyang, yang pada hakekatnya bisa menjadikan hidup kita, alam semesta beserta seisinya, menjadi seimbang, lestari sepanjang masa. Dengan demikian, semoga alam akan mengasihi kita semua umat manusia. Dan semoga Allah SWT, mengampuni segala dosa-dosa kita semua. Semoga kita semua dikaruniai kehidupan yang damai sejahtera tanpa halangan suatu apapun juga. Amin...
Marilah kita bersama-sama memanjatkan doa, semoga kita semua mampu keluar dari himpitan kesulitan yang membelenggu diri kita semua. Semoga kita mendapatkan barokah Allah SWT, dari apa yang kita idam-idamkan. Amin, Amin ya rabbal ‘alamin...!"

Maka Sanggar Supranatural Songgo Buwono mengembangkan dan melestarikan ajaran Sultan Agung yang bunyinya “ Memasuh Malaning Bumi, Mangasah Mingising Budi”
Dan kita ingat sejarah perjanjian Abiproyo antara Kanjeng Ratu Kidul dan Panembahan Senopati
Dawuh Kanjeng Ratu Kidul naliko nganakake perjanjian ABIPROYO karo Panembahan Senopati ing Parangkusumo. Wong urip iku kudu iso nglakoni Sapto Silo. 1.SABAR. 2.ELING. 3.WELAS. 4.ASIH. 5.PERCOYO. 6.IKLAS. 7.NARIMO. Yen pitung perkoro iki biso dicak ake kanti leganing manah, uripe bakal tentrem.

Sinar Pagi :
Lalu bagaimana tanggapan Bunda Lia mengenai Bantul I, siapa yang mampu menggantikan Bupati H. Idham Samawi nantinya.

Jawab Bunda Lia :
Wong wadhon sing dadi (red. orang perempuan yang jadi) dan dia sudah dikenal masyarakat peduli dengan masyarakat dan paham akan arti Tutur, Sembur, Uwur Calon Bupati tersebut seorang wanita tutur bahasanya dapat mengayomi, ngayemi masyarakat, Lalu do’anya calon Ibu Bupati tersebut terhadap masyarakatnya cukup baik karena do’a tidak perlu berteriak-teriak, mencari wah dan seperti kapanye tepatnya Calon Bupati wanita ini sering melakukan do’a malam dan banyak melakukan tirakatt demi rakyat Bantul khususnya dan kepedulian bantuannya terhadap masyarakat sudah sangat bagus dan termasuk mendapat nilai lebih. Tetapi kalau sampai salah langkah yang tertuju seorang wanita itu akan tergeser, ingat ini masih wilayah Mataram dan harus ingat akan tradisi yang ada sejak nenek moyang kita. Yang namanya Wahyu, Pulung itu tidak mudah jadi kita harus paham benar kemana langkah ini tertuju.

Demikian dari kami, sekiranya ada kesalahan ucapan atau kekurangan dalam hasil wawancara ini Silaturahmi Kebangsaan dengan thema Nasionalisme yang Religius. Saya pribadi mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Sinar Pagi Pos yang ber-sinergi, yang telah memberi waktu untuk menyampaikan pandangan sebagai supranatural. Semoga wawancara ini ini dapat membangkitkan nurani kita yang telah terpuruk.