LAYANAN SUPRANATURAL SONGGO BUWONO

__________________________________________________________
Bagi anda yang mempunyai permasalah pribadi /keluarga, Kami siap membantu kesulitan yang anda hadapi.
Sukses dalam Bussiness, Karier / Jabatan, Pangkat, Pengasihan Tingkat Tinggi, Enteng Jodoh, Rejeki, Ruwatan, Bedah Aura Diri/ Anak, Kewibawaan, Gangguan Ghaib. Dll.
Hot Line Service: 081227272345 - 08125999929

Email: bunda_lia_herminputri@yahoo.co.id
songgo_buwono@yahoo.co.id
__________________________________________________________

PRESS RELEASE

________________________________

25 July 2009

NASIONALISME YANG RELIGIUS

Press Release
Bunda Lia Hermin Putri
Hp.08125999929 - 081227272345

Wawancara harian Umum Sinar Pagi

Sinar Pagi :
Selamat sore Bunda, kami ingin mendengar tanggapan Bunda Lia mengenai silahturahmi Kebangsaan dengan Nasionalisme yang Religius itu menurut pandangan Bunda sebagai tokoh Budaya dan Spiritual itu bagaimana?

Jawab Bunda Lia :
Sungguh sangat menarik tema yang dipilih oleh Sinar Pagi Pos “Nasionalisme yang Religius”. Memang, di saat sekarang ini kita sudah kehilangan rasa kebangsaan kita, di mana di setiap sendi-sendi bangsa sudah terasuki ‘barang asing’ yang mengganggu jiwa dan sikap nasionalisme anak bangsa. Disinilah peran kita sebagai anak bangsa yang harus mempertahankan jati dirinya. Jati diri yang dibingkai oleh Nilai-nilai Pancasila dan UUD 45. Bahwa Pancasila itu sistem Filsafat, nampak dapatnya Pancasila diperas menjadi TRI-SILA ( yakni, Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi, Sosio Ketuhanan YME) serta TRI-SILA itu disaripatikan menjadi Eka Sila yakni Gotong Royong.

Sinar Pagi :
Jika kita lihat dari sudut pandang supranatural, Gotong Royong yang paling tinggi itu yang bagaimana Bunda?

Jawab Bunda Lia :
Kegotong Royongan Organik yakni Manusia, maka disinilah....... kita sudah kehilangan nurani kebangsaan kita.
Sosio cultural yang kian dipengaruhi oleh paham asing semakin menjauhkan kita pada diri kita sendiri. Hal ini jelas sangat berbahaya dan dapat melemahkan bangsa ini. Karenanya, mari kita bersama-sama bangkit dan kembali kepada jati diri kita. Yakni, jati diri yang cinta Bangsa dan ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Sehingga kami mengingat kembali berjuta Rakyat bersama Sultan HB X di alun-alun Yogya telah menggemakan SUMPAH RAKYAT
Yang Isinya:
1. Kami Rakyat Indonesia, Mengaku Bertanah Air Satu, Tanah Air Tanpa Penindasan.
2. Kami Rakyat Indonesia, Mengaku Berbangsa Satu, Bangsa Yang Gandrung Keadilan.
3. Kami Rakyat Indonesia, Mengaku Berbahasa Satu, Bahasa Kebenaran.

Sinar Pagi :
Lalu terapi apa yang Bunda Lia lakukan bersama Sultan Hamengku Buwono ke X menyikapi situasi seperti ini?

Jawab Bunda Lia :
Berkaitan dengan hal itu, kami dari Sanggar Supranatural Songgo Buwono dan yang diharapkan Sultan HB X telah memulai lewat berbagai event sebagai therapi untuk mewujudkan kembalinya kejayaan Bangsa Indonesia melalui Budaya dan tradisi adiluhung.
Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, kami berharap dapat menjembatani “Rekonsiliasi Nasional melalui Budaya” yang tentunya dibarengi dengan menata Nurani.

Sinar Pagi :
Mengapa harus pembenahan Nurani…..?

Jawab Bunda Lia :
Hati nurani inilah yang kini telah terkikis di muka bumi ini. Menghalalkan segala cara hanya untuk kepentingan pribadi sesaat. Keseimbangan antara akal dan hati tak lagi dihiraukan. Karenanya, menjadi hal yang prinsip bagi kita semua untuk melakukan pembenahan hati nurani secara bersama. Didunia Global/Internasional misalnya malah berkembang Filsafat Organisme/Filsafat Proses yang memandang semesta ini sebagai ber- Struktur ( yakni Lahir-Batin) dan berproses Awal – Akhir. Sedang Struktur tersebut diatas Budaya Jawa mengenal sebagai ajaran Pamoring Kawulo Gusti, sementara mengenal Prosesnya dikenal sebagai Ajaran Sangkan Paraning Dumadi. Maka marilah kita menata Nurani kita mulai sekarang.
Karena pembenahan Nurani merupakan kunci dari segala penyelesaian masalah bangsa, bahkan dunia sekalipun. Banyak hal yang dapat kita lakukan, namun titik tumpu utamanya adalah “kita harus berani menata ulang nurani kita yang sudah bobrok degantikan dengan Nurani kemanusiaan yang sadar akan jati dirinya, karena manusia telah lupa akan jati dirinya. Untuk itu, perlu suatu terapi yang tepat guna. Contoh dari kami datangnya bencana bergantung pada bagaimana manusia bersikap terhadap sesamanya, manusia terhadap alam dan manusia terhadap Tuhanya. Maka manusia harus ingat akan asal kita dari mana, untuk apa dan mau kemana.
“Pramila, monggo kulo panjenengan sami, tansah eling lan waspada, sampun ngantos celak-celak mahesa mindak gupak, mindak katut kridaning Alam.
Kulo ngaturaken agunging panuwun maring sih paduka, dhumateng para sadherek, awit seserepan ingkang saget kawula tampi kanthi tarwaca, miwah saget anjabaraken pangertosan kawula, mliginipun ingkang magepokan kalawan wewarah, sarta tuntunan ingkang jumbuh kalawan SEJARAH NALURI BUDAYA, Tradisi nenek moyang.
Inggih saking punika kawulo saget mawas lekasipun poro kawulo ingkang cengkah miwah nyingkur dateng sejarah tradisi nenek moyang. Reh ning wekdal punika manungsa sampun kalajeng anggenipun kadlarung cengkah klawan bebenering Allah, cengkah klawan hukum ing alam, inggih bebenering alam, sedoyo titah jalma manungsa ingkang gesang ing madyapada wekdal punika purun mboten purun inggih kedah nampi bebenduning Allah. Mugi-mugi kemawon manungsa ingkang gesang ing tahun 2009 lan sak lajengipun, sampun ngantos tiru-tiru dateng pakarti miwah lampah jantraning manungsa ingkang cengkah lan nyingkur dateng naluri budaya tradisi nenek moyang, ingkang sayekti saget dados lestarining agesang. Kanthi makaten mugi sang alam paring kawelasan lan mugi Allah paring pangapunten dumateng kito sedoyo. Wusana kita sedoyo lestari ing gesang.
Pramila mangga kito sami-sami kekeh kukuh nggondeli wawaton, inggih menika naluri bilih kita bakal bisa nlesep sela selaning garu, mugi kita sedoyo pikantuk rahayu ingkang pinanggih”.

Artinya :
“Marilah, kita semua selalu “eling lan waspada”, janganlah kita mendekati hal yang dilarang agama, karena hal itu hanya akan mendatangkan madharat.
Saya haturkan banyak terima kasih kepada Allah SWT, juga pada saudara-saudara sekalian, atas segala nasihat yang telah kami pahami dengan saksama. Sehingga mampu memperluas wawasan dan pengetahuan saya, apalagi yang berkaitan dengan “wewarah” ajaran budi pekerti luhur. Serta tuntunan yang sejalan dengan SEJARAH NALURI BUDAYA, Tradisi nenek moyang kita.
Maka dari itu, maka kita semua harus mawas diri. Jangan sampai menyimpang dari sejarah tradisi nenek moyang kita. Karena saat ini manusia sudah banyak yang menyimpang dari ajaran agama, mengingkari hukum alam, bahkan melawan hukum alam, maka mau tidak mau, semua umat manusia harus menerima cobaan dari Yang Maha Kuasa. Semoga kita semua, umat manusia yang masih dikaruniai umur hingga tahun 2009 ini dan seterusnya, jangan sampai meniru tingkah dan pokal manusia yang mengingkari hukum-hukum agama, hukum-hukum alam dan mengingkari NaluriBudaya Nenek Moyang, yang pada hakekatnya bisa menjadikan hidup kita, alam semesta beserta seisinya, menjadi seimbang, lestari sepanjang masa. Dengan demikian, semoga alam akan mengasihi kita semua umat manusia. Dan semoga Allah SWT, mengampuni segala dosa-dosa kita semua. Semoga kita semua dikaruniai kehidupan yang damai sejahtera tanpa halangan suatu apapun juga. Amin...
Marilah kita bersama-sama memanjatkan doa, semoga kita semua mampu keluar dari himpitan kesulitan yang membelenggu diri kita semua. Semoga kita mendapatkan barokah Allah SWT, dari apa yang kita idam-idamkan. Amin, Amin ya rabbal ‘alamin...!"

Maka Sanggar Supranatural Songgo Buwono mengembangkan dan melestarikan ajaran Sultan Agung yang bunyinya “ Memasuh Malaning Bumi, Mangasah Mingising Budi”
Dan kita ingat sejarah perjanjian Abiproyo antara Kanjeng Ratu Kidul dan Panembahan Senopati
Dawuh Kanjeng Ratu Kidul naliko nganakake perjanjian ABIPROYO karo Panembahan Senopati ing Parangkusumo. Wong urip iku kudu iso nglakoni Sapto Silo. 1.SABAR. 2.ELING. 3.WELAS. 4.ASIH. 5.PERCOYO. 6.IKLAS. 7.NARIMO. Yen pitung perkoro iki biso dicak ake kanti leganing manah, uripe bakal tentrem.

Sinar Pagi :
Lalu bagaimana tanggapan Bunda Lia mengenai Bantul I, siapa yang mampu menggantikan Bupati H. Idham Samawi nantinya.

Jawab Bunda Lia :
Wong wadhon sing dadi (red. orang perempuan yang jadi) dan dia sudah dikenal masyarakat peduli dengan masyarakat dan paham akan arti Tutur, Sembur, Uwur Calon Bupati tersebut seorang wanita tutur bahasanya dapat mengayomi, ngayemi masyarakat, Lalu do’anya calon Ibu Bupati tersebut terhadap masyarakatnya cukup baik karena do’a tidak perlu berteriak-teriak, mencari wah dan seperti kapanye tepatnya Calon Bupati wanita ini sering melakukan do’a malam dan banyak melakukan tirakatt demi rakyat Bantul khususnya dan kepedulian bantuannya terhadap masyarakat sudah sangat bagus dan termasuk mendapat nilai lebih. Tetapi kalau sampai salah langkah yang tertuju seorang wanita itu akan tergeser, ingat ini masih wilayah Mataram dan harus ingat akan tradisi yang ada sejak nenek moyang kita. Yang namanya Wahyu, Pulung itu tidak mudah jadi kita harus paham benar kemana langkah ini tertuju.

Demikian dari kami, sekiranya ada kesalahan ucapan atau kekurangan dalam hasil wawancara ini Silaturahmi Kebangsaan dengan thema Nasionalisme yang Religius. Saya pribadi mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Sinar Pagi Pos yang ber-sinergi, yang telah memberi waktu untuk menyampaikan pandangan sebagai supranatural. Semoga wawancara ini ini dapat membangkitkan nurani kita yang telah terpuruk.

19 July 2009

CINTA SEGI TIGA

Press Release 18 Juli 2009
Bunda Lia Hermin Putri
Sanggar Supranatural Songgo Buwono.
Hp. 08125999929 – 0274.6555559


Siapa yang tidak menginginkan bangsa ini aman, tentram dan damai. Namun, siapa yang bisa mengelak, jika Yang Maha Kuasa memberikan cobaan berupa bencana di muka bumi ini. Seperti yang pernah kita rasakan bersama, bencana kian silih berganti. Anak bangsa meratap atas musibah tersebut. Akankah semua ini akan berakhir ? Bencana belum akan berakhir dan masih ada Allah SWT belum berhenti memberi peringatan pada umatnya, baik bencana alam maupun kecelakaan udara laut dan darat teror Bom akan terus menghantui Indonesia.

Hal inilah yang menjadi permasalahan bagi kita. Permasalahan bagi seluruh anak bangsa yang rindu akan kembalinya ketentraman dan kedamaian di muka bumi ini. Namun terkadang kita lupa, bahwa keinginan yang demikian harus di tebus dengan kecintaan kita kepada alam, ketulusan kita mengabdi kepada-Nya, serta rasa toleransi antar manusia yang tak perlu memandang sebelah mata kepada sesama mahluk hidup.
Kecintaan ini saya istilahkan dengan nama “Cinta Segi Tiga”. Cinta abadi yang terjalin antara Manusia dengan Manusia, Manusia terhadap Alam dan kecintaan Manusia dengan Tuhanya. Jika kita memiliki rasa cinta tersebut, niscaya akan beranakkan kedamaian abadi seperti yang dicita-citakan semua mahluk.

"Allahumma ashlih li dini alladzi huwa 'ishmatu amri wa ashlih li dunyaya allati fiha ma'asyi, wa ashlih li akhirati allati fiha ma'adi waj'allil hayata ziyadatan li fi kull khairin, waj'allil mauta rahatan li min kulli'syarrin"
Ya Allah, perbaikilah urusan agamaku yang menjadi pegangan setiap urusanku, perbaikilah duniaku yang disitulah urusan kehidupanku. perbaikilah akhiratku yang kesanalah aku akan kembali. jadikanlah hidupku ini sebagai tambahan kesempatan untuk memperbanyak amal kebajikan. dan jadikanlah kematianku sebagai tempat peristirahatan dari setiap kejahatan.

Diantara mahluk Tuhan yang ada, Manusia adalah mahluk yang paling sempurna yang diciptakan Tuhan, tetapi kenapa justru manusia yang selalu banyak berulah dan selalu membuat bencana tanpa punya rasa Prikemanusiaan ??? Apakah manusia kebanyakan sekarang sudah lupa akan jati diri ? Sehingga manusia tanpa mikir dosa dan karma, apakah serendah ini akhlak manusia sekarang??? Padahal Allah SWT telah menciptakan manusia yang paling sempurna diantara makhluk-mahkluk yang lain. Maka kesempurnaannya itulah, Tuhan menugaskan kepada manusia untuk membuat agar dunia ini seimbang.
Memang keseimbangan di muka bumi ini nyaris tidak mungkin terjadi, tapi paling tidak manusia harus berusaha menuju ke arah itu. Jika tidak, tidak menjadi keniscayaan pula musibah akan terus terulang. Jurang kehancuran sebagai akhlak manusia sudah terperosok, jurang keangkuhan, kesombongan dan keangkara murkaan. Tebing kesengsaraan akan melanda manusia dengan merata! Masya "Allah....

Jangan sekali-kali kita merasa aman setelah kita mendapatkan rasa aman secara pribadi. Karena di bumi ini dibutuhkan kolektifitas, hal ini dikarenakan manusia diciptakan sebagai mahluk sosial yang saling memiliki ketergantungan. Melihat kenyataan demikian, jelas dibutuhkan kesadaran kolektif agar rasa amanpun dapat ternikmati secara kolektif pula, dan bukan lagi hanya milik si Tuan Fulan.


Negeri ini telah dilanda sejumlah bencana yang datangnya dari air (banjir) Angin (Punting Beliung), Api (peristiwa kebakaran di mana-mana, lumpur panas) dan Bumi (gempa bumi dan tanah longsor) sampai kepada peristiwa politik yang pernah terjadi di ambon dan poso yang memakan banyak korban dan teror Bom pun akan terus terjadi lagi. Semua bencana ini jelas menjadi pelajaran yang sangat berharga, dan kesemuanya itu terjadi karena tidak adanya keseimbangan. Ada satu musibah lagi terjadi. “Pageblug” (wabah penyakit mematikan yang tersebar di masyarakat setelah Flu Burung kini Flu Babi). Kini ditambah lagi dengan teror Bom dan apakah hal ini bukan salah satu unsur yang tertuju yaitu “ POLITIK” ya politik kejam yang tak punya hati nurani karena unsur dosa yang dapat dibeli, apakah akan masih terjadi lagi bom meletus di tengah-tengah manusia yang tidak tahu dengan urusan politik? Sebelum hal itu terjadi, kita harus mewaspadainya. Kita harus teliti dan cermat, kejadian seperti apa lagi yang kemungkinan bisa menjadi petaka di masyarakat. Namun setidaknya dengan teror Bom tersebut janganlah kita berprasangka buruk karena kita harus waspada dengan Penyusup asing yang berperan serta. Kita harus sadar bahwa saat ini kita-pun sedang dijajah secara halus oleh pihak luar. Tunas-tunas bangsa telah dirusak, dalam segi makanan sehari-hari kitapun telah diracuni. Renungkanlah dan bandingkanlah antara kehidupan sekarang dan masa nenek moyang kita. Sadarkah kita racun apa yang kita makan?

Jika kita sudah mengetahuinya, mari kita bersama-sama mengantisipasi dan menghindari racun makanan sehari-hari dan peristiwa-peristiwa tanda peringatan Tuhan pada umatnya, sehingga peristiwa demi peristiwa tersebut agar tidak terjadi, dengan kesadaran Rasa Nurani kita jangan terus terjajah oleh harta dan tahta. Sadarlah...... Jika belum mari kita waspadai kejadian yang akan merugikan Bangsa kita sendiri dikarenakan ulah manusia yang tidak paham akan adanya “Rasa” kembalilah pada jati diri kita sebagai orang timur milikilah kepastian jangan punya rasa ragu. Orang yang paling rugi dan menderita adalah orang yang berpura-pura, karena orang yang berpura-pura adalah orang yang tidak berani menjadi dirinya sendiri. Pepatah Jawa mengatakan "nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake" hadapilah segala sesuatunya dalam kesendiran jangan bawa teman atau mempengaruhi orang lain untuk keuntungan diri sendiri dan kalau menang jangan merendahkan yang dikalahkan. Begitu juga janganlah kita merasa aman dengan keadaan karena Allah masih belum berhenti memberi peringatan, dan dengan manusianya sendiri sudah ikut andil dalam bujuk rayu setan yang akhirnya manusia mampu diperbudak oleh namanya Uang. Waspadalah jangan merasa aman padi diri sendiri...... Perbedaan manusia dimata Tuhan adalah Keimanan


Seperti yang kita rasakan sekarang ini, kondisi cuaca boleh di bilang sudah sulit di prediksi, aktifitas ekstra residu yang dilakukan manusia kian menggila, maka tidak menutup kemungkinan kejangkitan penyakit politik yang kejam akan terjadi dan makin tak berperasaan. Manusia telah lupa akan jati dirinya sehingga menghalalkan bermacam cara hanya demi uang, sehingga manusia diperbudak oleh uang dan uang dianggap sebagai Tuhannya. Manusia telah lupa akan Asal kita dari mana, Mau apa, dan Mau kemana, Sangkan Paraning Dumadhi. Seandainya manusia mengerti dan paham akan Asal Usul dan memiliki hati Nurani sebagai Hamba Allah sehingga setiap langkah tentu akan berpikir dengan Nurani dan tidak akan terjadi hal yang merugikan alam lingkungan dan tidak merugikan sesama umat manusia tidak membuat saudara kita mati dalam peristiwa yang tidak berperi kemanusiaan.
Krisis multidimensional yang melanda Indonesia telah memperpuruk martabat Bangsa Indonesia, citra dan kepercayaan luar maupun dalam negeri. Keberdayaan Bangsa Indonesia terbelenggu serta terperangkap lingkaran setan yang tiada jelan ujung dan pangkalnya. Kita berada dalam dilema yang sangat kompleks, kebingungan dan stagnasi. Reformasi telah mengalami “ Mati Suri “ pada usia dini, sementara “suara-suara” yang dicetuskan kalangan pencerahan dan membangkitkan kesadaran baru sebagai anak dan tunas Bangsa Indonesia. Karenanya diperlukan kekuatan baru yang lebih besar yang harus mampu mendobrak ikatan rantai ketidak berdayaan Bangsa. Sekaligus dapat menjadikan energi terapi pendorong bagi gerakan kebersamaan menuju cita-cita Bangsa Indonesia sesuai Lambang Negara Indonesia Bhineka Tunggal Ika dan UUD RI 1945. Walaupun berbeda pandangan kita harus tetap bersatu menuju Indonesia Jaya. Agar Bangsa kita disegani oleh bangsa lain lagi. MERDEKA INDONESIAKU!!!!!

Allahumma inni as-alukal huda wat tuqa wal "afafa wal ghina.
Ya Allah sungguh kami memohon kepada-MU petunjuk ketakwaan, kesucian diri dan kekayaan jiwa.

10 July 2009

Pemimpin Ideal Nusantara


Salam sejahtera bagi kita semua dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT telah terlaksana Pemilu yang aman dan Elegan. Dengan kemenangan pasangan SBY dan Budiono 2009 – 2014. semoga Presiden SBY dan Budiono dapat mengemban tugas sebagai pemimpin dan menjadi amanah rakyat Indonesia karena rakyat tidak untuk main-main. LANJUTKAN ! Semoga atas terpilihnya kembali SBY dan Budiono seluruh rakyat Indonesia bisa makmur dan sejahtera sesuai kinerja serta Visi Misi yang telah disampaikan, bukan hanya mimpi dan sekedar janji yang kami dapat tapi kami butuh BUKTI.
Waktu mengalir setiap saat, bahkan setiap detik.
Keadaan zaman berubah seiring dengan perubahan waktu.
Segalanya berubah, tanpa bisa dibendung. Keadaan keindahan alam sudah bergeser. Ungkapan lama tentang kemakmuran dari sebuah negara pada zaman dahulu, saat ini jangan hanya merupakan suatu cerita belaka.
Gambaran tentang negara yang “Tata titi tentrem, kerta raharja, loh jinawi” sangat jauh dari kenyataan kehidupan saat ini.
Damai dan sejahtera sangat jauh dari benak kita, hanya ada di angan-angan kita. Yang kita hadapi sekarang adalah sebuah kenyataan, alam dan kehidupan yang kejam yang mengintai diri kita setiap saat. Dan kita harus waspada dengan keadaan alam sekitar kita yang mana akan terjadi dengan berbagai bencana terutama kecelakaan udara laut dan darat.
Rakyat harus kita ajak bangkit. Apa arti MERDEKA dari penjajahan bangsa asing secara fisik, tapi belum terbebas dari penjajahan secara ekonomi.
Dan sekarang sedang memasuki fase penjajahan dan pembodohan oleh bangsa sendiri yang disebut pejabat/aparat (mungkin lebih tepat kalau disebut PENJAHAT DAN KEPARAT), apa kita masih bisa bilang MERDEKA bila negara kini memeras rakyat dengan berbagai macam pajak dan pungutan yang tidak jelas buat apa uangnya? Apakah rakyat menikmatinya bila kemiskinan dan kebodohan masih berserakan dimana-mana. Masih pantaskah kita merasa merdeka bila masih terjajah oleh bangsa sendiri, masih pantaskah kita disebut bangsa apabila sesama anak negeri saling tusuk karena suku, ras, agama. Apakah ini yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Mari kita pada hati nurani kita, sudahkah kita MERDEKA?
Sebuah negara, tidak syah jika beberapa unsurnya tidak terpenuhi, yaitu harus memiliki Wilayah, Rakyat dan Tata Aturan yang mengatur kehidupan masyarakatnya.
Rakyat dan Wilayah merupakan hal yang terpenting dalam terbentuknya sebuah negara. Kedua unsur negara ini tidak dapat dipisahkan. Pengelolaan wilayah dan tata aturan hubungan kemasyarakatan, tidak lepas dengan kemakmuran negara dan kebebasan individu. Tata aturan yang dibuat harus disepakati oleh seluruh lapisan masyarakat yang berada dalam wilayah sebuah negara, hal ini yang disebut hukum positif. Dalam skala kecil sebuah negara, katakanlah sebuah Desa, setiap anggota masyarakat harus memiliki sikap “golong-gilig, ajur-ajer” sehingga akan mengkoloid menjadi sebuah sikap yang “labuh-labet”.
Sikap-sikap seperti ini harus dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa kecuali.
Baik rakyat maupun pamong (pimpinan) sekalipun.
Sikap-sikap tersebut dibutuhkan untuk dapat diciptakan suatu kondisi lingkungan yang aman dan makmur.
Tidak akan terjadi gangguan dan gejolak yang disebabkan gesekan-gesekan diantara warga masyarakat maupun pihak luar.
Kondisi yang stabil semacam ini bisa tercapai jika ada sebuah pimpinan yang diakui oleh seluruh lapisan masyarakat. Presiden terpilih SBY – Budiono telah dipercaya Rakyat untuk meneruskan kepemimpinannya 2009-20014 harus mampu mewujutkan impian rakyat. Hidupkan kembali Dasar Pancasila dan UUD 45 Negara ini. Pilih dengan teliti yang menjadi Menteri- menteri dan akrablah dengan rakyat ingat akan kultur Budaya sendiri dan jangan lupa pada Moyang sendiri jangan meninggalkan Tradisi Bangsa sendiri.
Pemimpin yang lahir dari rakyat dan berpihak kepada rakyat jelata. Nenek moyang kita sejak lama sudah memiliki konsep kepemimpinan, yang dituangkan dalam bentuk dan simbol-simbol alam, yaitu konsep Astha Brata. Dimana konsep tersebut mengisyaratkan bagaimana seharusnya sikap seorang pemimpin yang ideal. Harus memiliki sifat-sifat yang digambarkan dengan simbol-simbol alam. Kita harus mencari seorang pemimpin yang benar-benar pemimpin, melalui doa dan petunjuk.
Karena Indonesia benar-benar membutuhkan pemimpin.
Yang mana kita jangan sampai salah pilih.
Manusia yang seutuhnya adalah manusia yang selalu dalam CONCIOUSNESS – KESADARAN SUKMO – JIWA, sehingga hidupnya selalu dalam bimbingan dan tuntunan.
Hidup yang demikian adalah hidup yang membiarkan SUKMO-JIWA menjadi NAKHODA TUBUH FISIK.
Dimana otak kanan menerangi otak kiri, bukan sebaliknya.
Inilah yang disebut keseimbangan sejati.
Melalui cara hidup demikian, jaminan keselamatan pasti ditangan.
Manusia satrio sejati seperti inilah yang dipilih untuk jadi pemimpin dan pejabat-pejabat negara yang akan mampu membawa Nusantara jadi Oboring Jagad.
Kondisi negara kita saat ini sangatlah terpuruk.
Upaya-upaya perbaikan hanyalah celotehan para politikus belaka. Realisasinya hanyalah merupakan dongeng pengantar tidur saja. Janji-janji para pemimpin (legislatif dan eksekutif) tidak pernah terwujud seutuhnya. Lalu rakyat yang mana yang dibela?
Saya teringat tembang pasemon berupa tembang pocung :

Bapak pocung
Cangkem mu madhep mandhuwur
Sabamu ing sendhang
Pencokanmu ing lambung kèring
Ulap-ulap si pocung mutahku aya

Kita mudah menebak apa yang dimaksud oleh tembang pocung tadi, yaitu sebuah klenthing atau jun, yang digunakan untuk mengambil air oleh masyarakat kita pada zaman dahulu.
Namun makna yang tersirat dari tembang pocung itu masih sulit untuk ditangkap. Itulah gambaran para politikus kita saat ini. Saya teringat kembali pada ungkapan lama yang tertulis pada kitab kuno “Niti Sruti” yang bunyinya :
“Jun iku yên lokak kocak
Bisané mênêng lan antêng, yèn kêbak”

Ungkapan pada bait pertama inilah yang harus kita kikis, jangan sampai para politikus berperilaku seperti ungkapan tersebut. Tetapi hendaknya mengikuti apa yang diisyaratkan seperti pada bait kedua. Jika tidak mampu memenuhi sikap-sikap seperti bait kedua, maka akan timbul ekses yang sangat menghancurkan, yaitu malah akan memiliki watak yang “Adigang adigung adiguna adimumpung”. Adigang adalah Wigang, disimbolkan sebagai “KIDANG” atau kijang, seekor binatang yang sangat molek, lincah, gesit dan memikat hati, namun pandai mengelabui, seolah-olah jinak. Adigung adalah Wigung, disimbolkan sebagai binatang “GAJAH”, seekor binatang yang sangat besar dan kuat. Namun dengan kekuatannya yang besar kadang-kadang menginjak-injak dan menindas yang lemah. Adiguna adalah kepandaian, kecerdasan. Namun berkonotasi negatif.
Bisa diartikan sebagai kelicikan, karena kepandaian yang dimiliki selalu digunakan untuk membodohi orang lain, sehingga akan muncul sifat yang sewenang-wenang. Adimumpung, dapat diartikan mumpung menjadi orang penting sehingga sewenang-wenang dan menghalalkan segala cara.
Kita tidak pernah berharap mempunyai pemimpin yang memiliki sifat seperti ini.
Kemerdekaan individu, dibatasi oleh kemerdekan individu lainnya. Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Setiap orang memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Sehingga hak-hak individu harus saling dihormati.
Dan yang jelas kita harus mempertahankan keutuhan NKRI apapun resikonya, kami percayakan Nusantara tetap Jaya dengan dasar Pancasila dan UUD 45. kalau benar-benar kita laksanakan dengan murni dan konsekuen niscaya tidak ada bangsa kita yang durhaka terhadap bangsa dan mengingat nenek moyang kita. Mungkin keadaan yang carut marut saat ini adalah bagian dari cobaan dari Yang Maha Kuasa. Mungkin kita lupa bersyukur dan lupa berterima kasih kepada alam dimana kita tinggal. Bumi yang sudah menghidupi kita, alam yang telah menyediakan segalanya untuk keperluan hidup kita. Sedekah Bumi, Ruwat Bumi Pertiwi. Disini letak kunci negara republik indonesia yang kita cintai pasti sekali merdeka tetap merdeka.
Hayu hayu hayu... Niskala.
Kami sangat ingin dan sangat gandrung kemerdekaan lahir batin, semoga terwujud cita-cita bangsa indonesia dan mendapatkan pemimpin yang benar-benar sesuai dengan harapan nusantara. Terbasuhnya kala bumi dan kita tajamkan budi pekerti kita, pemimpin dan rakyatnya. Kita do’akan bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Budiono agar dapat Meneruskan memimpin Rakyat Indonesia dengan adil dan bijaksana. Merdeka !!!

Angka 8 Wuku Wayang dengan Harapan Perubahan


Dengan ketidak munculan Sultan Hamengku Buwono X dalam pemilu 2009-2014 Pemilu 2009 adalah karena Sasmita dan tanggapnya seorang Raja yang betul-betul tanggap dalam olah batin dengan tingkat tinggi dalam olah spiritual beliau. Wahyu atau Pulung Kraton adalah milik Sang Pencipta yang tidak dibuat main-main. Jadi seorang satrio sejati itu sulit dan benar-benar harus dijunjung tinggi. Sultan Hamengku Buwono X adalah milik rakyat dan dan untuk rakyat. Sultan sendiri adalah Trahing Kusumo Rembesing Madu yang harus tetap harum namanya diseluruh Negri juga mata dunia, legowo, santun tutur katanya, penuh wibawa, dan selalu memberi kesejahteraan, ngayomi, ngeyemi bagi Rakyatnya. Apa bila Sultan Hamengku Buwono X jadi Presiden mau minta Restu pada siapa? Sedang Beliau selalu dimintai Restu bagi calon RI I. Jadi ketidak munculan Sultan Hamengku Buwono X karena sasmita dan tanggapnya beliau dalam olah rasa dengan tingkat tinggi, dan ketidak munculan Sultan HB X dalam pemilu jangan membuat kecewa bagi pendukung berat beliau, semua ini harus kita hargai karena petunjuk dan tajamnya mata batin Sultan HB X dalam olah rasa. Beliau sendiri tidak mau rebutan balung tanpo sumsum, kekuasaan dan kedudukan tidak untuk dipertaruhkan dan diperebutkan. Seperti pedagang saja.
Pemilu pelaksanaannya hari Rabo Paing tanggal 8 Juli 2009 wuku Wayang. Tampak jelas sekali dengan pertimbangan dan berbagai spekulasi politis tentu adamotif. Begitu pula dengan prediksi mistis. Sejumlah paranormal menjelaskan dan memutuskan, Bunda Lia mencoba menyingkap misteri di balik jadwal pelaksanaan pemilu tersebut. Pemilu di Indonesia, dalam perspektif budaya-spiritual Nusantara bukan sekedar pesta demokrasi yang bertujuan mencari calon pemimpin. Tapi lebih jelasnya adalah sebuah pertarungan mistis dari perebutan wahyu keprabon. Memang sulit untuk mengingkari fakta dan kenyataan ini, karena seringkali ditemui kesaksian dari sejumlah warga dan paranormal atau kyai yang mengaku pernah dimintai restu atau bantuannya untuk menarik wahyu itu. Ada sebagian orang, barangkali dimensi mistis hanya cuma dianggap mitos belaka. Tetapi, kenyataannya demikianlah sejarah bangsa ini telah membuktikan, sejak presiden pertama RI, Soekarno dan presiden kedua RI, Soeharto. Terlebih, ketika jadwal pemilu yang telah ditetapkan akan dilaksanakan tanggal 8 Juli 2009. Bagi para waskita, waktu atau tanggal tak sekedar ditentukan dengan pertimbangan logis. Tapi, juga pertimbangan mistis. Bagaimana pun, sebuah hajatan besar di Nusantara, selalu dicarikan waktu berdasarkan primbon, petung dhina atau perhitungan hari menurut kepercayaan Jawa dan semacamnya. Perubahan jadwal pemilu tanggal 9 April 2009 berubah menjadi tanggal 8 Juli 2009, sontak meletikkan dugaan mistis terkait upaya SBY meraih wahyu kerpabon lagi.
Bunda Lia Pimpinan Songgo Buwono Jogyakarta, paranormal yang sudah tak asing di jagat Nusantara mengatakan, sebuah angka dalam kepercayaan Jawa memiliki makna. Angka 8 sebagai wuku Wayang dan Naga hari, bulan, taun, pas dengan keberuntungan SBY bisa bermakna kejayaan.
Soekarno dipercaya memiliki berbagai piandel, ilmu jaya kawijayan tingkat tinggi. Kharisma dan kewibawaan beliau mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia dari beragam suku, sehingga tercipta kesatuan dan persatuan bangsa yang kuat. Dengan kelebihan seorang Soekarno yang dicintai rakyatnya sehingga NKRI bisa terwujud tapi sekarang nyaris punah. Dan ketika beliau wafat, Soekarno masih diagungkan jasa dan pamor atau aura gaibnya yang sangat luar biasa. Tak jarang makam beliau pun menjadi tempat yang dikeramatkan dan banyak pesiarah yang datang untuk berolah batin-meditasi. Masa kepemimpinan Soekarno 22 tahun lamanya (17 Agustus 1945-12 Maret 1967), Beliau telah melekat dihati rakyat dan reputasinya tak terukur dari kesuksesan memimpin Bangsa Indonesia dan membuat segan bangsa lain itulah sosok Soekarno yang wajib dicontoh sebagai seorang Presiden.
Demikian juga tak kalah menarik dengan sosok Soeharto. Presiden kedua RI ini kisahnya bahkan masih hangat. Berbagai kesaksian dari para juru kunci, kyai dan paranormal banyak mengungkap laku tirakat Soeharto dalam usahanya mencapai dan mempertahankan wahyu keprabon presiden. Dengan berbagai kesalahan dalam sepak terjang Soeharto yang lebih tepat disebut kekurangan yang manusiawi, jutaan rakyat Indonesia tetap berkabung dan ikut mendoakan arwahnya ketika meninggal. Sama halnya dengan Soekarno, mendiang pak Harto juga menjabat presiden dalam waktu yang lama, sejak 12 Maret 1967- 21 Mei 1998, kurang lebih selama 31 tahun. Jagat Nusantara percaya, kedua tokoh ini mampu berkuasa selama itu karena dinaungi wahyu keprabon dan olah batin yang kuat tidak meninggalkan tradisi budaya nenek moyang kita.
Bagaimana dengan presiden pasca Soeharto? Inilah yang sedang menjadi pengamatan banyak pihak. Susilo Bambang Yudhoyono menjadi pusat perhatian jagat spiritualis begitu memegang tampuk kepresidenan. Presiden ke-7 RI ini juga tentu tak luput dari kisah perburuan wahyu kepresidenan baik secara terang-terangan maupun utusan atau suka rela spiritual yang simpati pada SBY tanpa menunggu utusan datang dari SBY melakukan olah rasa untuk mendudukkan kembali SBY dalam Istana kepresidenan . Meski disebut hanya melalui perantara, atau tanpa perantara pada kenyataannya SBY mampu menduduki Istana Negara kembali menduduki sebagai Presiden RI ke-7. Alhamdulillah Songgo Buwono beberapa bulan yang lalu kembali meyakini, SBY masih kembanan wahyu keprabon. Menjelang pemilu 2009 hingga SBY duduk kembali, kiprah SBY kembali menjadi perhatian jagat supranatural. Dan tinggal melaksanakan Tasyakuran atas keberhasilan SBY. Apabila tidak ada halangan Songgo Buwono akan melaksanakan gelar Doa bersama atas duduknya Kembali SBY ke kursi Presiden RI pada waktu dekat ini setelah pelantikan jabatan SBY. Untuk hal ini Bunda Lia menghimbau kepada seluruh pendukung agar legowo atas kemenangan SBY. Dan jangan membuat ricuh dan keruh suasana karena kita masih akan menghadapi berbagai bencana alangkah baiknya kita gunakan untuk berdo’a dan memohon petunjuk pada YME agar terhindar dari mara bahaya yang belum usai dan masih akan terus berlanjut.
Bunda Lia Pimpinan Songgo Buwono Jogyakarta, paranormal yang sudah tak asing di jagat Nusantara mengatakan, sebuah angka dalam kepercayaan Jawa memiliki makna. Angka 8 sebagai wuku Wayang dan Naga hari, bulan, taun, pas dengan keberuntungan SBY bisa bermakna kejayaan maksimal. “Jika angka ini (delapan-red) diperlakukan khusus, pasti ada maksudnya. Semisal, dijadikan hari baik yang diharapkan memberikan keberuntungan besar bagi SBY”, Sedangkan angka 8 merupakan lambang delapan penjuru mata angin. Di Bali hal ini dilambangkan dengan apa yang kita kenal dengan “Sad Kahyangan Jagad”. Artinya dalam kejadian ini delapan kekuatan dewa-dewa menyatu, menyambut dan menghantarkan Sang Hyang Ismoyo (Sabdo Palon) untuk turun ke bumi. Di dalam kawruh Jawa, Sang Hyang Ismoyo adalah sosok dewa yang dihormati oleh seluruh dewa-dewa. Dan Wuku Wayang Gunung di sini melambangkan hakekat tempat atau sarana turunnya dewa ke bumi (menitis).ujar Bunda Lia.
Bunda Lia mengupas, semakin kuat ketika mencermati angka delapan yang ternyata juga merupakan angka mujur bagi SBY. Tanggal lahir SBY tanggal 9 September 1949. Angka 8 dan 9 berurutan. Belakangan, pemilu juga diundur pelaksanannya pada tanggal 8. Menurut Bunda Lia, bagi SBY angka 8 bisa dimaknai sebagai harapan akan bangkitnya perekonomian dan kemenangan SBY dalam pemilu 2009 nanti. Angka 8 juga berhubungan dengan angka keramat, “Ini merupakan simbol kejayaan maksimal. Sedang tanggal 9 kelahiran SBY dalam Kitab Al-quran, angka 9 juga memiliki arti khusus dan istimewa”, tegasnya.
Namun demikian, Bunda Lia mencatat beberapa peristiwa besar terkait naiknya SBY menjadi presiden di tahun 2004 itu. Bencana tsunami terjadi pada tahun pemerintahannya. Begitu pula gempa tektonik di kabupaten Bantul, Jogjakarta. Jika melihat hari pada tanggal 8 Juli 2009, yakni hari Rabu Paing, menurut Bunda Lia, harapan perubahan ekonomi tegasnya.
Dua kemungkinan yang tetap bisa terjadi meski sudah diupayakan dengan memilih hari baik itu, lanjut Bunda Lia, menjadi ranah di mana karomah negara akan berperan. Artinya, pada garis dua kemungkinan itulah faktor wahyu keprabon yang menurut Bunda Lia lebih tepat disebut karomah atau mahkota negara itu yang akan menentukan baik buruknya keadaan pasca terpilihnya presiden nanti. “Bila pemerintahan SBY - Budiono mendatang dinaungi wahyu, bangsa ini akan segera bangkit dari keterpurukan.”, jelasnya.
Dua kemungkinan itu, wahyu keprabon baru nitik SBY belum Nitis jadi kalau sampai SBY – Budiono lengah dalam olah rasa dan Spiritual ..... lanjut Bunda Lia, dimungkinkan wahyu mahkota negara dapat saja oncat atau pergi, karena entah akan terjadi apa nanti di tahun 2011, untuk itu SBY dan Budiono harus waspada tanggap dan tajam ing sasmita, hanya dengan laku ritual tertentulah SBY atau Budiono dapat melewati tahun yang menurut mata spiritual rawan. Harapan kami yang penting Presiden dan Wakil tidak melupakan Kultur Budaya dan Tradisi Jawa. Jika Presiden nanti mendapat karomah dengan sebuah laku, padahal sebenarnya tidak layak, karena mahkota negara justru akan menimbulkan bencana sebagai tumbal. Karena itu, Bunda Lia mengingatkan, untuk SBY dan Budiono yang menjadi pemimpin di negeri ini, harus memahami keagungan karomah negara berikut resiko besarnya. Yang pasti dan utama berbaurlah kepada rakyat dan junjung tinggi Leluhur dan tradisi Jawa hidupkan kembali Budaya leluhur.