LAYANAN SUPRANATURAL SONGGO BUWONO

__________________________________________________________
Bagi anda yang mempunyai permasalah pribadi /keluarga, Kami siap membantu kesulitan yang anda hadapi.
Sukses dalam Bussiness, Karier / Jabatan, Pangkat, Pengasihan Tingkat Tinggi, Enteng Jodoh, Rejeki, Ruwatan, Bedah Aura Diri/ Anak, Kewibawaan, Gangguan Ghaib. Dll.
Hot Line Service: 081227272345 - 08125999929

Email: bunda_lia_herminputri@yahoo.co.id
songgo_buwono@yahoo.co.id
__________________________________________________________

PRESS RELEASE

________________________________

26 August 2009

Pemimpin Perempuan

Press Release
Jogjakarta, 26 Agustus 2009
Lia Hermin Putri
Hp. 08125999929–081227272345

Merupakan pemikiran yang dangkal, jika perempuan dianggap haram untuk memimpin suatu kaum atau daerah, umat ataupun golongan. Karena tak ada satupun naas yang mutlak atas pelarangan perempuan menjadi seorang pemimpin.
Sebaliknya, di era sekarang ini ‘jiwa seorang ibu’ sangat dibutuhkan untuk dijadikan suri tauladan. Yakni jiwa kasih sayang, pengampun dan pemelihara.

Sudut pandang filosopis inilah yang kemudian diyakini masyarakat bahwa perempuan dapat dijadikan pemimpin alternative.
Selain mantan presiden Megawati serta beberapa bupati dan Menteri di Indonesia yang perempuan, Bangsa ini juga pernah dipimpin oleh seorang perempuan dan Pulau Jawa pun juga pernah dipimpin Ratu seorang wanita/perempuan. Jika kita menengok sejarah, di abad VI M pernah ada Ratu Shima. Dialah penguasa tanah Jawa yang pertama yang kemudian melahirkan para para pemimpin besar di Nusantara. Ratu di masa Hindu Kuno dari Wangsa Sanjaya ini dikenal adil dan bijaksana. Konon demi tegaknya hukum dan keadilan di tanah kekuasaannya itu. Konon sang pemimpin (Ratu Shima – red) pernah menjatuhkan hukuman kepada anaknya sendiri karena dianggap bersalah dan melanggar hukum.
Setelah Ratu Shima, di abad XIII M kembali muncul pemimpin perempuan yang masyur. Dari Ken Arok sampai munculnya pemimpin wanita Tri Buana Tunggal dewi.
Penguasa Majapahit ini sempat menghantar kemasyuran kerajaan tersebut, yang kemudian kekuasaan itu turun temurun.
Selain apa yang saya dapat dari olah spiritual, dari paparan kami tersebut, jelas perempuan bukanlah hal yang na’if menjadi seorang pemimpin.
Karena dimata Allah SWT, manusia adalah sama, manusia adalah khalifatullah yang harus bisa menjaga dan merawat suatu kebenaran agar kelak ia dicintai, dikasihi dan menjadi panutan bagi siapapun. Dan menjadikan kasih Allah SWT.

Terkait dengan hangatnya isu pilkada di Kab. Bantul, Yogyakarta, dimana ada salah seorang tokoh perempuan yang kabarnya akan manggung pada perhelatan pilkada 2010 mendatang, itu merupakan suatu kemajuan sekaligus menjadi keuntungan bagi masyarakat Bantul pada umumnya.
Mengapa demikian . . . . ? Bantul memiliki karakter berbeda dari kabupaten lainnya di Yogyakarta. Sebagai kabupaten yang terus berkembang, Bantul masih tetap mempertahankan ‘keperawanannya’ dan tidak terkoyak oleh peradaban global. Baik alam lingkungan, maupun sosio cultural dapat terjaga di Bantul. Jelas hal ini tak lepas dari kepiawaian H. Idham Samawi selaku bupati Bantul dalam menata dan mengkonsep laju perkembangan wilayahnya. Hal inilah yang butuh dirawat dan dipertahankan.
Untuk merawat dan menjaga nuansa tersebut, jelas dibutuhkan kader militant dari sosok Idam Samawi. Karena merekalah yang lebih tahu dan dapat mengekspresikan dengan betul akan visi bantul kedepan. Disamping itu, untuk mengayomi dan memelihara ‘keperawanannya’ Bantul yang menjadi Bantalane Tulodho cenderung membutuhkan sosok perempuan yang mana pada umumnya perempuan lebih memiliki jiwa pengampunan, pemelihara dan penuh kasih sayang. Pemimpin yang memiliki jiwa semacam itulah yang pas untuk Bantul agar tetap menjadi paru-paru kultur dan budaya jawa.
Bantul adalah bantalaning tulodho yang harus di contoh karena kita dapat memberi bandingan atau timbangan lebih sejak 2 periode dipegang oleh H. Idham Samawi kabupaten Bantul disegani oleh daerah yang lain.

Disamping itu Bantul masih akrab dengan nilai Budaya kita.
Itu wajib kita Syukuri karena kita melihat daerah Bantul terbebas dari peradaban global tetap akrab dengan putra daerah dan tetap pada Budaya lokal. Kita sama-sama berdo'a semoga kita tidak salah pilih dalam kepemimpinan daerah Bantul yang akan datang. Mari kita sama-sama berdo'a agar Bantul akan semakin berkembang dalam kepemimpinan baru nanti. Amin.

No comments: