LAYANAN SUPRANATURAL SONGGO BUWONO

__________________________________________________________
Bagi anda yang mempunyai permasalah pribadi /keluarga, Kami siap membantu kesulitan yang anda hadapi.
Sukses dalam Bussiness, Karier / Jabatan, Pangkat, Pengasihan Tingkat Tinggi, Enteng Jodoh, Rejeki, Ruwatan, Bedah Aura Diri/ Anak, Kewibawaan, Gangguan Ghaib. Dll.
Hot Line Service: 081227272345 - 08125999929

Email: bunda_lia_herminputri@yahoo.co.id
songgo_buwono@yahoo.co.id
__________________________________________________________

PRESS RELEASE

________________________________

25 January 2008

RELAKAN KEPERGIAN PAK HARTO

RELAKAN KEPERGIAN PAK HARTO
LEPASKAN PERALATAN MEDIS JANGAN TAMBAH SIKSANYA
Ampunilah semua dosa dan ringankanlah cobaan-Nya.


Sudah beberapa minggu hingga kini krisisnya kesehatan Sang Bapak Pembangunan mantan Presiden Suharto benar-benar tersiksa dengan sakit yang dideritanya. Bapak Suharto yang dulu setegar Gunung Merapi kini tergolek tak berdaya. Jasa Pak Harto yang setinggi Gunung hancur karena setitik kesalahan dan kurang Tanggap Sasmita beliau sendiri. Mengapa orang takut menghujat ketika orang kuat Orde Baru ini dipuncak kekuasaanya? Tetapi begitu Pak Harto lengser keprabon orang mencaci dan menistanya. Fitnah pun tak henti-hentinya menyerang pribadi dan keluarga Cendana.

Dalam kondisi yang seperti ini Pak Harto layak kita do’akan agar diberi ketabahan hati. Dan tidak berputus asa dari Rahmad Allah SWT. Kepada keluarga besar Cendana ikhlaskanlah beliau pergi, lihatlah Pak Harto ingin pergi kenapa mesti diberatkan???? Buang semua peralatan medis Istighfar senantiasa berserah diri pada Allah. Allah juga yang kelak menunjukkan keadilan sejati dalam masalah ini. Sabar dan tawakal, kalaupun hanya sebesar zarrah, sumbangsih dan jasa Pak Harto tentu tak luput dari perhitunganNYA. Manusia tak luput dari salah dan dosa baik disengaja maupun tanpa kita sadari. Wahai Dzat sebaik-baik yang bertanggung jawab, dan semulia-mulia Dzat yang memberi, seabaik-baik Dzat yang melepaskan apa yang diharapkan umat manusia. Biarlah Pak Harto pulang dengan tenang, jangan bebani perjalanan beliau dengan ketidak adilan. Mahasuci Allah yang Mahaadil. Bersihkan prahara dibumi tercinta dengan ketajaman pikiran dan kelembutan budi pekerti yang penuh cinta kasih dan maaf.

Sudah cukup berat dan melelahkan beban derita Pak Harto di penghujung usianya, tak perlu ditambah dengan segala hujatan lagi. Tak ada manfaatnya mencari-cari celah kesalahan orang lain. Sudahkah diri ini bersih dari dosa dan noda? Bayangkan saja apa bila kita yang mengalami seperti Pak Harto. Sementara ajal menjelang, betapa sedikitnya bekal yang dibawa menghadapi maut, belum pikiran beliau yang kita baca sesuai mata batin kita saat ini Pak Harto tersiksa oleh pikirannya sendiri yaitu antara pasrah menghadap Sang Pencipta dan rakyat mengejar pertanggungan jawabnya dengan hukum lalu bagaimana keluarga yang ditinggalkan apakah akan tumbang? Belum lagi Pak Harto yang memiliki beberapa ilmu yang sangat kuat dan belum dapat terlepas dari dalam dirinya, ilmu yang diperolehnya sangatlah kuat dan belum ada spiritual sekarang ini yang mampu menjebol atau melemahkan ilmu tersebut karena telah menyatu dalam jiwa dan raga Pak Harto, ilmu pak Harto dipelajari dengan berbagai lelaku, baik itu menepi, tapa kungkum, olah rasa, puasa dan lain-lain. Masih banyak lagi hal yang dilakukan Pak Harto untuk mencari tameng sampai pulau Majeti Cilacap dan daerah Cilacapun didatangi hanya untuk mencari Kasekten, Ilmu. Sampai mendapatkan kembang Wijaya Kusuma di Pulau Majeti yang dipakai pelengkap sebagai ageman beliau.

Ilmu Pak Harto memang luar biasa dan ilmu inipun membuat pertahanan Jabatan yang dipegang juga dapat membalikkan hukum. Walaupun banyak spiritual yang kawan maupun lawan beliau, berusaha merobohkan atau menghilangkan tetap saja tidak ada yang mampu menjebol pertahanan ilmu Batara karang yang dimilikinya. Karena ilmu Batara Karang saat ini tidak ada yang memiliki kecuali Pak Harto.


Ilmu Batara Karang tersebut ilmu yang memiliki karakter Hidup Abadi, orang tersebut tidak dapat mati kecuali telah menemukan kunci dari ilmu tersebut. Dulu sebelum pemilik ilmu tersebut mempelajari telah diikat oleh perjanjian yang sangat membuat merinding bulu roma, karena ilmu itu tidak disukai oleh Allah SWT dan dalam Agama Islam dilarang. Yang menyiksa Pak Harto adalah beberapa ilmu yang belum mampu dihilangkan oleh beliau sendiri maupun spiritual yang diperintahkan untuk menbuang. Jadi masalah ilmu ( ageman ) inilah yang harus diperhatikan. Bukan pusaka, jimat, akik, karena pusaka dan akik adalah sesuatu yang berwujut benda apa bila dipakai berguna bagi pemakai apa bila ditaruh ya tidak ada guna dan manfaatnya, seperti halnya kendaraan kalau kita pakai kita dapat jalan kalau kita berhenti dan kita tidak pakai ya tidak jalan. Jimat barang siji jur dirumat barang yang diisi oleh manusia yang mempunyai do’a dan asma’an , itupun juga sama halnya dengan akik atau pusaka jadi salah besar kalau kita terkecoh dengan benda tersebut. Cukup kita perhatikan ilmu beliau. Sejauh mana peran spiritual yang berada didekat Pak Harto dan keluarga Cendana? Supranatural / adikodrati, harfiah bermakna melampaui atau diatas yang natural, yang kodrati. Maksudnya proses / hukum alam yang berlaku pada ciptaan, ada yang secara jelas – tegas – kasatmata, dapat ditangkap diamati dan dipersepsi semua orang. Sedang ilmu yang dimiliki Pak Harto ini tidak semua orang yang punya ilmu linuwih sekalipun dapat menangkapnya. Hanya pribadi tertentu yang kebetulan diberi kemampuan mengindranya. Kecuali Dzat yang Mahatahu, yang Mahaadil, yang Mahamulia, yang Memuliakan, yang Mengembalikan, yang Dekat, yang Mengetahui, semua yang samar.

Kami kalangan “Supranaturalis”, yang berperan sebagai penyampaian sasmita atau siratan (implikasi) dibalik gejala yang alami atau kodrati. Hanya penyampaian tidaklah lebih. Dalam rangkaian berbagai peristiwa yang kita tangkap melalui sasmita atau isyarat hingga kami melihat Pulung Wahyu Keprabon telah lepas dari lingkup Cendana menyangkut nasib Tokoh Besar Suharto kalau benar penglihatan batin kami, kami garis bawahi kalau benar, yang terjadi bila Pak Harto berakhir perjalananya di dalam bulan Suro ( Muharam ) Januari Tahun ini dan keluarga Cendana melepas salah satu mantunya yang sebenarnya mendapat amanat alam yang memiliki karisma tinggi juga mandat dari Almarhumah Ibu Tien Suharto, sasmita tersebut menggambarkan pertanda akhirnya sejarah Cendana. Kami tidak menyebut kapan sejarah Cendana akan runtuh. Hanya itu yang dapat kami sampaikan, tentang kebenaran Allahu a’lam.

Kasekten untuk kepemimpinan

PREDIKSI MASA DEPAN INDONESIA
MENYINGKAP TAKBIR KEGAIBAN

Kasekten untuk kepemimpinan

Kekuasaan dalam budaya Jawa yang terangkum dalam istilah Kasekten. Contoh apa bila kesaktian Raja masih Jaya, seluruh tatanan kosmin berputar secara teratur mengelilinginya. Tetapi disayangkan Kasekten Raja sekarang telah memudar, alam pun turut terkena dampaknya, keteraturan alam dan masyarakat juga ikut kendor, dampaknya berbagai bencana alam serta gejolak sosial.

Kesaktian penguasa akan tetap berada dalam kejayaannya selama ia mengikuti etika – kekuasaan, dengan menjalankan kekuasaan tersebut demi kepentingan seluruh alam. Namun bila penguasa telah terjangkiti pamrih, kehendak untuk memanfaatkan kekuasaan demi kepentingan sendiri, keluarga atau pihak-pihak tertentu, kesaktianya akan luntur.

Lazimnya para penguasa yang mulai merosot kekuasaannya, ditandai bergolaknya alam dan masyarakat, dan berlindung berbagai simbul dan slogan dari nilai-nilai luhur budaya Bangsa yang menjadi idiom bersama masyarakat. Penyelesaian ini, meski relative dapat meredam gejolak sosial, tidak mampu berbuat banyak terhadap bencana yang bersifat alami.

Apakah yang harus dilakukan jika kutukan zaman datang seperti yang kita alami sekarang ini? Meskipun ia mampu mengungkapkan berbagai kejadian yang mengindikasikan datangnya kutukan zaman, namun tidak memberikan suatu jalan penyelesaian yang konklusif. Maka apakah kita tidak segera Eling, Waspada, dan sabar. Sikap Eling adalah selalu ingat akan jati dirinya adalah mahkluk spiritual, dan mendorong untuk selalu berpegang kepada spiritualitas yang tidak lain adalah inti dirinya yang terdalam. Sikap Waspada mengingatkan dorongan nafsu kearah tepi lingkaran eksistensi selalu ada di setiap sudut kehidupan sehingga kewaspadaan wajib dijaga. Sedang sikap Sabar mendorong manusia untuk menghayati sikap kewaspadaan untuk dapat menanggulangi bahaya nafsu diperlukan pengorbanan, karena kejahatan tidak cukupdengan niat baik. Menyingkap tabir kegaiban suatu tanda gerak jaman yang penuh bahaya – kesusahan bagai utusan TUHAN yang mengabarkan datangnya penderitaan ke bumi. Maratabat Negara tampak tetapi tanpa rupa, rusak tercambik-cambik. Hukum dan aturan diinjak-injak tidak ada lagi teladan yang bijak. Matahari kehidupan bangsa Indonesia seakan hampir padam dunia kini telah penuh bencana. Ditambah tergoleknya Mantan Presiden Soeharto yang sudah sekian hari berbaring di RS Pertamina, ditengok oleh berbagai kalangan baik pejabat, pengusaha, spiritual dan masih ada yang lain yang ingin tau keadaan Bpk. Soeharto. Namun semua yang membesok konon ingin diwarisi Kasekten / Wahyu / sesuatu yang ada pada diri Bapak Soeharto, aneh memang kedengaranya karena yang namanya Wahyu itu tidak perlu di kejar atau diburu kalau memang seseorang dikehendaki oleh Allah dan Alam, wahyu pasti akan datang pada orang tersebut dengan sendirinya.

Telah kita ketaui di Era sekarang ini masyarakat lebih cenderung kepada pola kehidupan modern yang mengedepankan Demokrasi ala barat. Dimana sesungguhnya, Demokrasi kita yang kita jalankan sekarang ini merupakan asupan dari kultur luar. Sesungguhnya Indonesia memiliki pola Demokrasi sendiri yakni dengan pola Musyawarah Untuk Mencapai Mufakat, musyawarah telah tercantum pada Pancasila tetapi dalam beberapa decade setelah lengsernya Pak Harto Pancasila tidak lagi tampak apalagi Budaya kita. Demokrasi yang ada sekarang ini merupakan Demokrasi yang memancing ego dan ambisi dipenuhi dengan emosional kelompok, bahkan perseorangan. Sehingga Demokrasi tersebut hanya menghasilkan sari pati Emosional. Dampaknya adalah kutukan zaman yang nantinya akan menambah kerusuhan silih berganti nafsu angkara murka dimana-mana. Manusia akan menjadi gundah merajam jiwa, malu yang tak terobati berbagai fitnah dan intrik dating seakan menghibur dan bermanis muka menyanjung segala puji dari pihak luar, padahal semua itu hanyalah siasat menikam diri Bangsa apabila tidak kita waspadai mulai dari sekarang. Ada baiknya kita kembali pada kultur kita sendiri “Bermusyawarah Untuk Mencapai Mufakat”

Gossip dan rumor menyebar bagai angina membawa berita janji muluk, pangkat, drajat, kedudukan, namun semua hanyalah bualan janji kosong para calon yang ingin KURSI, padahal jika kita cerna jadi pejabat untuk apa? Bila hanya menanam benih dosa disiram air lupa diri hanya akan berbunga bencana. Kini zaman sedang kena musibah, yang dapat dijadikan teladan menimbang yang baik dan keburukan pasti tidak akan pernah kurang. Dan bersiap untuk menerima sekala putusan takdir dunia yang makin ruwet ini menurut padangan spiritual, jika masyarakat selalu mengalami gejolak dan mengedepankan keangkaramurkaan, maka alam pun akan membalas bergejolak. Karena hal ini pengaruh hawa keangkara murkaan manusia yang lupa jatidirinya. Namun bila kita kembali pada jati diri kita, dimana seorang pemimpin yang menurut kultur Jawa memiliki karakter Tutur, Sembur, Uwur maka rakyatpun tidak akan gelisah. Jika Masyarakat tentram maka energi positif yang akan terpancar kembali Bangsa Indonesia, alam pun akan memanjakan masyarakat kembali menjadi gemah ripah loh jinawi.seperti yang terjadi sekarang ini kami menilai Bangsa kita sudah kehilangan Buku Sucinya. Yang saya maksud dengan “Buku Suci” disini adalah “Kitab Tanpa Tuli” inilah yang dinamakan Kasekten. “Kitab Tanpa Tulis, yakni getar hati nurani yang lembut, yang merekam suara kebenaran”. Dan kita harus menemukanya kembali “Buku Suci” itu. Dimana ??? yah ….dihati sanubari kita yang paling dalam. Lalu siapa yang disebut orang sakti? Orang sakti adalah orang yang telah berhasil mengalahkan musuh besarnya, yakni hawa nafsunya sendiri.

Dalam filosofi “Hamemayu Hayuning Bawono“ terkandung dalam misi Tri Satya Brata : Hamengku Nagara, Hamengku Budi dan Hamengku Buwana, yang artinya Hamengku Nagara karena Tuhan menciptakan Bumi kita hidup dibumi dan beraneka ragam suku, agama, golongan sehingga dibutuhkan satu pemerintahan yang mengatur agar manusia tidak saling silang antar manusianya. Hamengku Bumi sebagai lingkungan alam kita wajib melestarikan karena bumi sebagai sumber alam. Hamengku Buwono, menjadi kewajiban manusia yang lebih luas dalam mengakui, menjaga, dan memelihara seluruh isi alam semesta. Memasuh Malaning Bumi, Mangasah Mingising Budi. Keharmonisan alam lingkungan.

11 January 2008

Press Release Januari 2008

Catatan 9 Januari 2008

Antara Soeharto, Bengawan Solo dan Gunung Merapi
Nasib Pak Harto tergantung 10 hari ke depan





Telah seminggu ini kesehatan mantan presiden Soeharto memburuk. Beliau kembali di rawat di Rumah Sakit Pertamina Pusat Jakarta. Sementara dalam perawatan yang intensif itu, kesehatan Pak Harto mengalami fluktuatip.
Di balik sakitnya mantan orang nomor satu di Indonesia ini banyak menimbulkan reka-reka masyarakat. Mampukah pak Harto bertahan lebih lama lagi ? pertanyaan itu yang kerap timbul dalam benak masyarakat.
Memang menjadi suatu keperihatinan jika sakitnya Pak harto berkepanjangan. Karena hal itu jelas menjadi siksa bagi beliau. Karenanya kami mengimbau kepada segenap masyarakat untuk berdo’a agar apa yang dialami Pak Harto tidak berlarut.
Pada malam 1 Suro, Sanggar Supranatural Songgo Buwono melakukan ritual, di mana dalam ritual tersebut diisi oleh do’a yang berkaitan dengan kondisi Pak Harto. Saat Ritual yang kami lakukan di Pantai Selatan Parangkusumo, Bantul Jagjakarta, kami mendapat tengara, jika dalam 10 hari (terhitung mulai 1 Suro 1941 – 9 Januari 2008- ) Pak Harto dapat bertahan dan kesehatannya kian memulih, maka beliau akan bertahan lebih lama, Namun apabila dalam jangka waktu 10 hari kesehatannya tak kunjung pulih, maka kemungkinan besar dalam bulan Suro ini beliau akan kembali kepangkuan sang kholiq. Bukan Cuma itu, pulung yang kepemimpinan yang selama ini ‘bersarang’ di Cendana telah kembali. Pulung tersebut akan diberikan kepada calon pemimpin bangsa ini yang memiliki sifat “Tutur Sembur Uwur”.
Ini merupakan wangsit kepemimpinan. Dimana pulung tersebut nantinya akan kami jatuhkan pada seseorang, entah pada siapa kami belum mendapat gambaran dalam wangsit dan tengara, apa bila telah mendapat petunjuk Wahyu Keprabon – Kepemimpinan Bangsa Indonesia nantinya akan kami beri tahukan secara terbuka harapan kami tentunya pada salah satu Pemimpin yang berjiwa Satria yang mempunyai watak Berbudi Bowo Laksono dan Tanggap Sasmitho dengan tujuan kami mencari seorang Satria dengan kriteria - berkarakter “Tutur, Sembur, Uwur”
Seperti yang telah kami prediksikan jauh hari sebelumnya, jika Sungai Bengawan Solo Meluap, maka Indonesia akan kehilangan salah seorang tokoh besar negeri ini.
Bengawan Solo telah meluap, kemudian apakah benar bangsa Indonesia akan kehilangan salah seorang tokoh besar yang sangat berpengaruh di negeri ini ? Allahu Alam. Yang jelas Pak Harto kini dalam kondisi sakit yang memperihatinkan.
“Lebih baik kita bersama-sama mendo’akan beliau, agar Tuhan memberikan hal yang terbaik baginya, dan bangsa ini”.
Selain itu, kami juga mendapat tengara, apabila Pak Harto mangkat, maka akan disusul oleh peristiwa alam yang mengiringi kepergian beliau. “Agaknya dalam hal ini akan ditandai dengan bergejolaknya Gunung Merapi.
Di sisi lain, Sebagai seorang pemimpin, tak heran kalau Pak Harto juga memiliki tingkat ilmu kasepuhan yang tinggi. Salah satunya adalah ilmu ajian Batara Karang. Menurut pengamatan saya, ilmu tersebutlah yang membuat dirinya ‘tersiksa’ di penghujuh hari-hari beliau. Hal ini disebabkan karena Pak Harto lupa akan kunci ajian ilmu yang dituntutnya itu, sehingga kesulitan untuk melepaskannya. Sedangkan simpul ilmu tersebut harus segera di lepas agar tidak lagi menyiksanya. Untuk melepas ajian Ilmu Batara Karang, haruslah orang yang memiliki ilmu yang segaris dengan Pak Harto. Dengan kata lain tidak semua orang bisa melepaskan Kunci Simpul ilmu tersebut.
Eyang Marto adalah orang yang memiliki ilmu segaris dengan Pak Harto. Namun kini beliau juga sudah wafat. Pada saat beliau wafat, tanggal 22-11- 1994 Selasa Kliwon dibarengi dengan meletusnya Gunung Merapi. Saya yakin peristiwa meletusnya Gunung Merapi itu bukan sekedar kebetulan saja, namun sangat berkaitan dengan wafatnya Eyang Marto. Begitu juga apa bila Bapak Pembangunan kita Mantan Presiden, Jendral Soeharto jika wafat Gunung Merapi akan bergejolak.
Sebagai buyut, yang sekaligus diwarisi ilmu ajian Batara Karang oleh Eyang Marto, saya merasa turut prihatin dan berkonsekwensi untuk membantu mereka yang memiliki ilmu tersebut. Semoga Allah mengampuninya.
Sebaik-baiknya iman, adalah mereka yang ingin dicintai oleh Tuhannya, Sebaik-baiknya bangsa, adalah mereka yang tak ingkar dengan sejarah bangsanya. Tak bisa dipungkiri, Pak Harto pernah memimpin Bangsa ini selama 32 tahun, dan telah membawa Bangsa ini ke-arah kemajuan. Walau ada keburukan, namun tak sedikit pula hal baik yang telah di perbuat oleh Pak Harto untuk Negeri ini. Itulah Torehan Sejarah Bangsa ini. Dan telah menjadi sejarah manusia pula, dimana mahluk yang paling sempurna di muka bumi ini, tetap tak luput dari salah. “Suharto Juga Manusia”.
Karenanya, sekali lagi saya sampaikan, mari kita berdo’a agar hal baik selalu berpihak kepada kita. Amin – amin ya Robal Alamin.

Lia Hermin Putri
Pimpinan Sanggar Supranatural Songgo Buwono